RADARTASIK.ID – Sebanyak 200 Pegawai yang mengalami rotasi, mutasi dan promosi di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya, Rabu (2/3/2022), memikul beban dan tanggung jawab berat dalam mengejar target capaian kinerja. Mengingat tahun 2022 merupakan tahun terakhir wali kota menuntaskan janji politiknya.
Sekretaris Komisi I DPRD Kota Tasikmalaya Anang Sapaat menjelaskan pelantikan tersebut merupakan gebrakan kepala daerah merestrukturisasi jajaran birokrasinya. Pegawai yang mendapat promosi jabatan diharapkan mampu memperbaiki pelayanan publik yang tersendat belakangan ini.
”Proses menjelang pelantikannya kan terbilang lama. Jadi banyak hal yang mesti mereka kebut urusan pelayanan masyarakat. Termasuk mengejar target-target yang tertuang dalam RPJMD di tahun terakhir masa jabatan wali kota,” kata Anang kepada Radar, Kamis (3/3/2022).
Baca Juga:BPNT Munculkan Ragam TuduhanSehari Dua Bangunan Kebakaran
Menurut dia, dengan penyegaran yang melibatkan cukup banyak jajaran ASN setaraf Eselon IV dan Eselon III itu, membawa atmosfer baru di tatanan pelayanan publik. Terutama yang belakangan kerap terjadi persoalan.
”Jadi mereka yang promosi jangan tenang-tenang atau hanya melihat jabatannya naik. Tanggung jawabnya meningkat, dan mesti memberikan pembuktian bahwa dia diamanatkan jabatan baru untuk bekerja lebih baik. Terutama yang jadi camat, kabid, atau lurah,” tutur politisi Demokrat itu.
Dia menekankan mereka yang baru mendapat promosi jabatan mesti menyukseskan sejumlah pekerjaan rumah pemerintah daerah. Sebab, wali kota tentunya di masa jabatan terakhir ingin memberikan karya terbaik, yang bisa dikenang publik.
”Kalau berhasil jadi tabungan untuk dukungan politis sebagai pembuktian ke depan seperti apa ketika Pak Wali misalnya mau maju lagi. Sebab, kami nilai saat inilah kabinet Yusuf baru dimulai di masa akhir periode. Makanya wajar mungkin pembahasan pemetaan pegawai kemarin agak lama,” ujarnya.
Anang menambahkan dalam waktu dekat pun diharapkan wali kota segera mengisi kursi jabatan eselon II yang masih kosong. Seperti kepala Bappelitbangda, staf ahli dan Asda yang sebentar lagi memasuki masa pensiun. ”Juga termasuk kursi-kursi eselon II lainnya yang waktu dekat mungkin menyusul purna bakti. Supaya, di kala akhir periode, pucuk pimpinan OPD semuanya definitif agar pelayanan publik terus kontinu tanpa terkendala administratif,” ucap Anang.