172 Pesilat Adu Kemampuan Tanpa Bertarung Pada Pasanggiri Pencak Silat di Dadaha Tasikmalaya

172 Pesilat Adu Kemampuan Tanpa Bertarung Pada Pasanggiri Pencak Silat Dadaha Tasikmalaya
Salah satu peserta menunjukkan gerakan-gerakan jurus pada kompetisi Pasanggiri Pencak Silat di Gedung Generasi Muda (GGM) Dadaha, Jumat (3/11/2023). (Foto : Rangga Jatnika / Radar Tasikmalaya)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sebanyak 172 pesilat cilik dan muda adu kemampuan dalam Pasanggiri Pencak Silat di Gedung Generasi Muda (GGM) Dadaha, Jumat (3/11/2023). Namun tidak ada pertarungan antar peserta dalam kompetisi pencak silat ini.

Penyelenggaraan kompetisi tersebut merupakan kolaborasi antara Yayasan Indonesia Creativepreneur Academy (ICA) dan Sundawani Wirabuana. Diikuti oleh 172 pesilat dari berbagai perguruan di beberapa daerah wilayah Priangan Timur.

Jayeng Rana dari Sundawani Wirabuana selaku penanggungjawab kompetisi menerangkan bahwa adu kemampuan hanya difokuskan pada Seni Ibing. Sehingga tidak ada adu ketangkasan atau pertarungan antara peserta antar perguruan. “Hanya seni Ibing,” ucapnya kepada Radartasik.id.

Baca Juga:Jumlah Sama Tapi Isinya Berubah, 617 Kader Parpol di Kota Tasikmalaya Resmi Jadi Caleg Untuk Pemilu 2024Siap-Siap! Hari Ini Pasukan Gowes Lodaya Siliwangi Ride 2023 Lintasi Jalur Tasikmalaya-Pangandaran

Pihaknya memang tidak membuka kategori pertarungan karena beberapa faktor. Dari mulai meminimalisir risiko keamanan sampai dengan menekankan pencak silat dari kaca mata seni dan budaya. “Jadi pencak silat itu tidak hanya identik dengan pertarungan, tapi juga kesenian,” terangnya.

Pasanggiri Pencak Silat ini diharapkan bisa menguatkan seni sunda di generasi muda. Pihaknya bersyukur antusias anak-anak usia pelajar masih tinggi untuk kompetisi pencak silat, khususnya di wilayah Priangan Timur. “Bisa terlihat dari banyaknya peserta yang ikut,” tuturnya.

Pihaknya melihat regenerasi pesilat masih terus berjalan, apalagi sekarang ada di ekstrakurikuler sekolah juga. Bahkan untuk event menurutnya berkembang lebih baik. “Karena sekarang kan lebih terorganisir, jadi lebih meriah,” terangnya.

Pada kompetisi tersebut, pihaknya membagi ke beberapa kelas usia. Untuk usia dini 6 – 12 tahun, pra remaja 13 – 17 tahun dan remaja 18-25 tahun. Khusus usia dini, pihaknya memisahkan antara kelas putra dan putri. “Selain kategori usia, peserta juga dibagi kategori tunggal dan rampak (grup),” ucapnya.

Kompetisi tersebut dinilai oleh juri dari Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Jawa Barat. Dalam pembukaannya, hadir pula tokoh budaya Anton Charliyan, Staf Ahli Pemkot Hj Elly Suminar serta Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya H Mamat Rahmat.(*)

0 Komentar