Warga Cihideung Masih Cemas

Warga Cihideung Masih Cemas
PENATAAN. Pekerjaan penataan di Jalan HZ Mustofa kemarin. Warga berharap hasil dari penataan sesuai harapan, yakni meningkatkan perekonomian. Foto: Foto: rangga jatnika/radar tasikmalaya
0 Komentar

TASIK, RADSIK – Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya harus bisa menjawab harapan warga terkait hasil pembenahan Jalan HZ Mustofa dan Cihideung. Supaya berkorelasi dengan peningkatan perekonomian masyarakat.

Inisiator Forum Peduli Cihideung (FPC) Kepler Sianturi mengatakan harapan itu bisa terealisasi ketika penataan dilakukan secara fokus. Jangan sampai terhambat oleh hal-hal yang bisa membuat penataan menjadi tidak jelas. “Kalau tidak fokus, bagaimana hasilnya bisa maksimal,” ungkapnya kepada Radar, Kamis (11/8/2022).

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Baca Juga:Rancang Metode Dakwah DigitalDisnaker Berupaya Tekan Angka Pengangguran

Persoalan bangunan di atas saluran air, menurutnya, harus menjadi bahan evaluasi. Namun bukan berarti dijadikan penghambat pekerjaan yang sedang dilaksanakan. “Kalau terhambat karena masalah itu, kapan mau selesainya,” ujarnya.

Pihaknya sepakat dengan sekda bahwa dibangunnya saluran yang besar jadi solusinya. Tinggal memaksimalkan penataan yang saat ini sedang dilakukan. “Warga juga mengapresiasi dibangunnya selokan besar di situ,” ucapnya.

Saat ini, lanjut Kepler, warga Cihideung masih harap-harap cemas dengan hasil penataan.

Masih ada kekhawatiran tidak adanya tempat parkir akan mengurangi minat pengunjung. “Jadi harus betul-betul kawasan itu menjadi menarik untuk dikunjungi,” katanya.

Sekretaris Karangtaruna Kota Tasikmalaya Arief Abdul Rohman mengingatkan hasil penataan bergantung pada kolaborasi yang baik antar organisasi perangkat daerah (OPD). Dari mulai proses pengerjaan sampai pengelolaan ke depannya. “Upaya penataan harus berkelanjutan, setelah pembangunan selesai pun kawasan itu harus tetap tertata,” terangnya.

Di antaranya Satpol PP yang harus intens melakukan pengawasan dan penertiban. Karena ketika kawasan itu ramai, potensi penyakit sosial akan semakin besar. “Dinas Lingkungan Hidup (DLH) juga harus pastikan kawasan itu bersih dari tumpukan sampah yang mengganggu kenyamanan,” ucapnya.

Sebagai daya tarik lebih, kawasan yang jadi ikon Kota Tasikmalaya itu harus jadi ruang kreatif. Sehingga potensi untuk orang datang ke pusat kota tetap tinggi. “Meskipun tidak setiap hari, setidaknya ada event kreatif menarik setiap minggunya,” terangnya. (rga)

[/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!

0 Komentar