Dewan Komisi IV : Pendidikan 40 Siswa SMK Periwatas Tasikmalaya Jangan Sampai Terjegal Karena Penutupan Sekolah

pendidikan 40 siswa SMK Periwatas Tasikmalaya
Ahmad Junaedi Shakan dan Dede Muharam
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID  – Keputusan penutupan SMK Periwatas jangan sampai menjegal pendidikan 40 Siswa SMK Periwatas Tasikmalaya. KCD Harus berperan aktif untuk memastikan para siswa mampu melanjutkan sekolahnya.

Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Dede Muharam mengatakan negara harus hadir dalam persoalan penutupan SMK Periwatas. Jangan sampai penutupan itu membuat siswa putus sekolah karena adanya pembiaran. “Pemerintah atau negara harus berperan, jangan sampai timbul masalah lain khususnya kepada para siswa,” ungkapnya kepada Radar, Selasa (27/6/2023).

Pendidikan di tingkat SMA dan SMK sudah jelas berada di bawah binaan KCD. Maka dari itu pihaknya meminta KCD untuk jemput bola memastikan siswa bisa melanjutkan sekolahnya. “Jangan sampai siswa jadi kesulitan pindah atau masuk ke sekolah baru,” tuturnya.

Baca Juga:Kejar Target Retribusi Parkir Rp 3,6 Miliar, Dishub Kota Tasikmalaya Akan Sanksi Jukir yang Kurang SetoranRaih 5 Medali Emas, Atlet Muaythai Kota Tasikmalaya Bingung Ongkos Pulang

Pendidikan sendiri merupakan hal kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Baik sedikit maupun banyak, para siswa merupakan generasi muda penerus bangsa. “Kalau dibiarkan pendidikannya terhambat, dikhawatirkan akan berdampak pada masa depan mereka,” ucapnya.

Soal penutupan ini merupakan keputusan pihak yayasan, menurutnya tidak bisa dipersalahkan. Karena secara logika, ketika keuangannya tidak bisa menutupi operasional tentu akan berat. “Justru pemerintah harus berterima kasih, karena sekolah swasta selama ini sudah memberikan kontribusi positif,” ucapnya.

Sejurus dengan itu, Wakil Ketua Komisi IV Kota Tasikmalaya Ahmad Junaedi Shakan juga meminta KCD untuk proaktif untuk mengambil peran. Jangan hanya menunggu ada pengaduan atau bahkan muncul masalah lainnya. “Jangan sampai ketika masalahnya berkembang baru turun tangan,” ucapnya.

Menurutnya siswa yang punya pilihan sendiri soal sekolah barunya hal yang wajar bahkan perlu diakomodir. Karena hal itu akan berdampak pada moivasi belajarnya di sekolah yang baru. “Kalau sekolahnya pilihan siswa, pasti belajarnya bisa lebih semangat,” tuturnya.

Terkait animo penutupan tersebut diindikasi karena animo masyarakat yang lebih tinggi ke negeri, menurutnya tidak mutlak. Meskipun dia akui butuh manajemen yang sangat baik untuk mengelola sekolah swasta bisa bersaing dengan negeri. “Memang berat, tapi kalau bisa unggul dari segi kualitas tentu animo masyarakat juga akan tinggi,” katanya.

0 Komentar