Tolak Lapak PKL

Tolak Lapak PKL
TOLAK PKL. Spanduk penolakan pemasangan lapak PKL terbentang di kawasan semipedestrian Jalan HZ Mustofa, Minggu (6/11/2022). Firgiawan / Radar Tasikmalaya
0 Komentar

TASIK, RADSIK – Pemasangan sejumlah booth atau kios pedagang kaki lima (PKL) di semipedestrian Jalan HZ Mustofa diprotes masyarakat. spanduk-spanduk penolakan itu pun berjejer di rantai pembatas semipedestrian Jalan HZ Mustofa.

Spanduk penolakan yang mengatasnamakan warga Kota Tasik itu berisi sejumlah pesan. Seperti ”Jangan Kotori Jalan HZ Tasik oleh Booth atau Kios”. ”Stop Pemasangan Booth atau Kios”. ”Menyelamatkan Nasib Pedagang HZ Bukan dengan Booth atau Kios, Tapi oleh Kebijakan Pemerintah Kota Tasik”.

Sejumlah booth yang terpasang di area semipedestrian Jalan HZ Mustofa beberapa waktu lalu, pada Minggu (6/11/2022) sudah tiada. Yang terlihat di kawasan tersebut adalah tujuh spanduk yang dipasang di rantai pembatas jalan.

Baca Juga:Mayat Terborgol NgambangBela Papa

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Salah seorang pengunjung HZ Mustofa yang tengah berekreasi di area semipedestrian, Ririn Arifawati (37) menuturkan kondisi semipedestrian yang sudah baik dalam memenuhi kebutuhan pejalan kaki, seyogianya bisa dibiarkan seperti saat ini. Tidak sesak kembali oleh lapak pedagang.

”Iya wajar ada yang menyampaikan penolakan semacam itu, kita juga pengunjung sudah nyaman kok kondisi sekarang. Tujuan diperluas kan seperti Kata Pak Gubernur, itu untuk memberi ruang pejalan kaki dan membiasakan masyarakat menuju peradaban jalan kaki agar sehat,” tuturnya kepada Radar.

Pengunjung lainnya, Didan Saefuloh (42) mengakui perubahan yang terjadi di HZ Mustofa beserta Cihideung sudah menjadi magnet baru. Terutama, pengunjung dari luar daerah lantaran sempat viral di media sosial. Apalagi area pejalan luas sehingga menjadi ruang terbuka baru untuk dikunjungi.

”Kalau dipasang booth lagi, ya makin sempit dong. Sudah bagus kok kemarin, kalau pun mau ditambahi hiasan atau dekorasi tambahan jangan sampai yang membuat fungsi serta ruang yang ada menyempit,” ujarnya.

Sementara itu, salah seorang pedagang di kawasan tersebut, Ade Nurdin (47) menyebut pemasangan spanduk di area semipedestrian HZ Mustofa terjadi sejak dini hari. Dia yang berkeliling menjajakan jajanan, sempat bingung lantaran di hari sebelumnya sejumlah booth terpasang di area tersebut. Sementara, berselang satu hari booth sudah hilang malah diganti banyaknya spanduk penolakan. ”Ya kita juga kurang tahu, tapi denger-denger dari warga sekitar katanya dipasang sejak malam ya, subuh sudah ada. Iya intinya penolakan warga dengan pemasangan semacam kios di area pejalan kaki ini,” tutur Ade.

0 Komentar