Tinggal Tunggu Panen, Lahan Mengering

Tinggal Tunggu Panen, Lahan Mengering
MENGERING. Dua petani di Blok E Sinartanjung meninjau sawah yang tidak lagi mendapat pasokan air dari irigasi setelah dilakulan penutupan oleh BBWS Citanduy menyusul adanya kegiatan normalisasi, Kamis (1/9/2022). Foto: Cecep Herdi / radar tasikmalaya
0 Komentar

BANJAR, RADSIK – Para petani menuntut solusi dari dampak pengeringan air akibat adanya proyek normalisasi irigasi yang dilakukan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Petani menginginkan air supaya tanaman padi mereka tidak gagal panen.

Tercatat, ada sekitar 1.200 hektare sawah yang terancam gagal panen lantaran sumber air dari irigasi yang mengaliri sawah mereka dikeringkan. “Kami meminta agar aliran air itu segera dibuka supaya petani bisa panen. Karena kan tadinya juga sepakat untuk buka tutup air dalam jarak waktu 15 hari, tapi ini malah ditutup total,” kata Ketua HKTI Kota Banjar Kusnadi melalui sambungan telepon, Kamis (1/9/2022). Pihaknya mendesak agar saluran irigasi yang mengaliri air ke sawah milik petani segera dibuka.

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Baca Juga:Jaket Oscar Garut Diekspor ke Arab SaudiKenaikan UMK Dalam Kajian

Sementara itu, hasil audiensi dengan pihak BBWS Citanduy, rencananya saluran irigasi tersebut akan dibuka dalam waktu tiga hari ke depan. “Dari hasil pertemuan kami bersama staf teknis BBWS Citanduy akan ditindaklanjuti dengan membuka saluran irigasi dalam waktu tiga hari ke depan, kita lihat saja nanti,” kata Kusnadi.

Salah satu petani yang mengelola sawah di Blok E Sinartanjung Asep mengakui dampak pengeringan aliran air irigasi cukup membuat khawatir. Pasalnya tanaman padinya tinggal menunggu panen dua minggu lagi.

Ia juga memantau terus konidisi padi di sawah, dengan kondisi air tidak mengalir lagi. Blok E sendiri, kata dia, ada sekitar 60 hektare sawah. Semua saat ini kekeringan lantaran penutupan aliran air dari irigasi.

“Air sudah sepuluh hari kering, sumbernya dari aliran irigasi. Ditutup karena ada proyek itu (normalisasi, Red). Saya khawatir sekali karena ini tidak akam maksimal hasil panennya. Padi masih butuh air. Lihat saja tanahnya juga sampai retak-retak karena sudah sepuluh hari kering,” kata dia di pematang sawah di daerah Sinartanjung.

Memang, kata dia dia, petani tidak serentak saat masa tanam. Saat ini, ada yang sudah selesai panen, ada juga yang beberapa pekan panen, kemudian ada juga sawah yang baru beberapa minggu ditanami padi.

0 Komentar