Sudah 10 Tahun Tak Diperbaiki

Sudah 10 Tahun Tak Diperbaiki
CECEP HERDI/RADAR TASIKMALAYA
0 Komentar

BANJAR, RADSIK – Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy Bambang Hidayah menyebut hampir 10 tahun jalur irigasi Lakbok Utara belum tersentuh perbaikan. Jalur irigasi Lakbok Utara sendiri dimuali dari pintu air Citanduy di wilayah Dobo hingga Lakbok Kabupaten Ciamis.

“Lebih dari 10 tahun belum pernah diperbaiki, sehingga kita mengusulkan anggaran untuk normalisasi. Tahun ini ada dua paket pekerjaan untuk normalisasi irigasi Lakbok Utara ini. Yakni paket 1 sebesar Rp 55,7 miliar dimulai pada 18 Januari. Kemudian Lakbok Utara paket 2 sekitar Rp 57,9 miliar dimulai kontrak pekerjaan pada 23 Februari,” kata Bambang, Minggu (11/9/2022).

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Baca Juga:Panaskan Atlet Jelang Porporv JabarPersaingan Masuk PTN Bakal Semakin Ketat

Sebelumnya, ia menyebut terkait persoalan yang terjadi karena sosialisasi tidak sampai ke pelosok. Karena komisi irigasi (Komir) tidak bergerak. Sebab, mereka yang mengetahui tentang jadwal masa tanam hingga panen petani.

Namun demikian BBWS Citanduy memberikan waktu sebulan untuk membuka kembali pintu air di aliran irigasi Lakbok Utara. Pintu air sudah dibuka kembali sejak tanggal 8 September 2022 malam hingga satu bulan ke depan. “Surat saya ke bupati Ciamis dan wali kota Banjar selama satu bulan. Aliran air di Saluran Irigasi Lakbok Utara dibuka. Setelah itu kami akan bekerja minta sampai akhir Desember tutup untuk menyelesaikan pekerjaan. Karena akhir tahun ini harus selesai. Sampai Desember harus selesai,” tegas Bambang.

Ia juga mengungkapkan, proyek pekerjaan rehabilitasi Saluran Irigasi Lakbok Utara saat ini deviasi 20 persen progres pengerjaan. Artinya di bawah target pekerjaan yang seharusnya. “Pekerjaan rehabilitasi di Saluran Irigasi Lakbok Utara ini deviasi minus. Karena utamanya itu adalah yang pengeringan sehingga kita bisa mengejar progres yang besar itu dari pengeringan itu,” kata Bambang.

Bambang sudah mau menerima dan memberikan solusi kepada para petani. Waktu 30 hari untuk petani membuka aliran air agar semua tuntas, dan persoalan ancaman gagal panen teratasi. “Setelah itu kami betul-betul ingin kerja menyelesaikan kekurangan deviasi sampai dengan saat ini sekitar 20 persen ketertinggalan kita. Terpaksa kami ngebut sampai Desember dan ketika terjadi demo lagi kami tidak mau tahu,” tandasnya. (cep)

0 Komentar