Rp 50 Juta untuk Rumah Rusak

Rp 50 Juta untuk Rumah Rusak
KOORDINASI. Wakil Bupati Garut dr Helmi Budiman saat Rapat Evaluasi Penanggulangan Bencana di Aula BPBD Kabupaten Garut Kecamatan Tarogong Kidul, Jumat (5/7/2022). Foto: Yana taryana/rakyat garut
0 Komentar

TAROGONG KIDUL, RATGAR – Pemerintah Kabupaten Garut akan memberikan bantuan kepada seluruh pemilik rumah yang rusak akibat bencana banjir dan longsor yang terjadi 15 Juli 2022 lalu. Besaran bantuan Rp 50 juta.

“Setiap rumah yang rusak nantinya akan mendapatkan bantuan dana maksimal Rp 50 juta. Bantuan ini untuk membangun kembali rumah yang terdampak bencana,” ujar Wakil Bupati Garut dr Helmi Budiman kepada wartawan usai Rapat Evaluasi Penanggulangan Bencana di Aula Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Kecamatan Tarogong Kidul, Jumat (5/7/2022).

Helmi menerangkan, total rumah warga yang rusak akibat bencana banjir dan longsor sebanyak 212 kepala keluarga (KK). Dari jumlah tersebut, 140 KK akan direlokasi ke tempat yang aman dan 72 KK diperbaiki di tempat semula karena kondisi tanahnya masih aman untuk ditinggali.

Baca Juga:Tunggu Hasil Penyelidikan PolisiPembangunan Jalan Poros Ditargetkan Selesai 2024

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

“Kalau melihat jumlah yang akan diperbaiki, anggaran yang harus disiapkan itu sekitar Rp 10 miliar lebih. Hitung saja, untuk 200 rumah saja kali Rp 50 juta itu Rp 10 miliar,” ujarnya.

Jumlah tersebut, kata dia, itu hanya untuk bantuan perbaikan rumah rusak berat. Belum pembangunan infrastruktur penunjang lainnya dan penggantian rumah yang rusak sedang dan rusak ringan serta jatah hidup (Jadup) untuk korban bencana. “Jadi kita perlu anggaran lebih dari Rp 10 miliar untuk penanganan korban bencana,” ujarnya. Terkait pembangunan rumah untuk korban bencana, Helmi memastikan akan dilaksanakan selama masa transisi yang berlangsung sekitar enam bulan.

Helmi berpesan kepada masyarakat mendukung upaya-upaya mitigasi yang sudah diprogramkan pemerintah. Ia menerangkan salah satu tujuan dari mitigasi adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk mengurangi risiko bencana.

“Kemarin Alhamdulillah begitu ada banjir semua kan keluar, lari gitu kan, yang penting jiwa dulu kan. Itu salah satu bagian dari mitigasi, kemudian juga mohon dukungan juga karena bagian mitigasi juga yang terkait dengan sarana-prasarana, jangan membangun rumah di bantaran sungai, dan banyak lagi lah,” ujarnya.

Unsur Pengarah dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia Bambang Munadjat menilai Pemkab Garut sudah bertindak tanggap dan cepat dalam membantu penyintas bencana. Bahkan, lanjut Bambang, action plan yang dilakukan sudah terencana.

0 Komentar