Rancang Metode Dakwah Digital

Rancang Metode Dakwah Digital
ARAHAN. Ketua PC NU Kota Tasikmalaya KH Ate Musodik saat memberi sambutan dalam silaturahmi dan pembinaan Pengurus LDNU se-Kota Tasikmalaya di Rumah Makan Sambel Hejo, Kamis (11/8/2022). Foto: Firgiawan/Radar Tasikmalaya
0 Komentar

CIBEUREUM, RADSIK – Ketua Pengurus Cabang Nah­dlatul Ulama (PC NU) Kota Tasikmalaya KH Ate Musodiq menugaskan Lembaga Dakwah NU (LDNU) menyusun strategi dan pemetaan dalam syiar keagamaan. Dimana, saat ini persoalan yang terjadi di masyarakat mesti direspons secara seimbang, salah satunya menyentuh platform digital.

Hal tersebut ditegaskan saat membuka silaturahmi dan pembinaan pengurus LDNU se-Kota Tasikmalaya. Menurutnya, NU sudah satu abad hadir, mesti melihat dan memetakan wilayahnya masing-masing. Supaya materi dakwah yang disampaikan terhadap jemaah bisa sesuai dengan kondisi juga kearifan.

“Bahannya seperti apa. Ke-indonesia-an, keaswajaan, ke-NU-an, moderasi beragama. Itu tugas LDNU dan rekomendasi untuk Jawa Barat serta pusat. Supaya, metode dakwah sekarang menyesuaikan perkembangan zaman dan juga kondisi mustaminya,” kata KH Ate di RM Sambel Hejo, Kamis (11/8/2022).

Baca Juga:Disnaker Berupaya Tekan Angka PengangguranUrusan Sampah Tanggung Jawab Semua

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Ia menuturkan, ulama sekarang mesti melek teknologi. Bagaimana persoalan dan kebutuhan publik hari ini bisa dijawab cepat, sesuai prinsip dan dasar keislaman serta keaswajaan. Otomatis, ulama sendiri mesti bisa mengakses kanal yang kini diminati publik secara masif. “Bagaimana dakwah digital di era 4.0 ini bisa hadir.

Tidak hanya di majelis taklim atau masjid, seperti saya sampai disebut youtuber, karena ngaji via youtube dan muridnya bisa dari mana-mana,” tutur Ketua MUI Kota Tasikmalaya itu.

Pihaknya menekankan LDNU pun mulai memiliki media sosial dan channel youtube, supaya bisa menyiarkan dakwah via udara. KH Ate juga menambahkan perlunya materi dakwah yang sesuai dengan kondisi di suatu daerah, agar pengajian yang dilangsungkan juga memberi manfaat tentang kehidupan, yang bisa mendorong kesejahteraan dan ketenteraman jemaah. “Bagaimana dakwah di Tamansari dan di Cihideung tentu materinya berbeda. Persoalan warga masing-masing beragam, maka di situlah pendakwah mesti menyusun rancangan strategis,” harapnya.

Sementara itu, Ketua LDNU Kota Tasikmalaya H Aslim SH menjelaskan pasca Muktamar NU beberapa waktu lalu belum menerima seperti apa gagasan dan konsep hasil muktamar tersebut. Maka, kata dia, pada kegiatan itu pihaknya meminta pencerahan kepada Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat.

0 Komentar