Prihatin

Prihatin
Prihatin
0 Komentar

TASIK, RADSIK – Hari ini, 1 Desember 2022 diperingati sebagai Hari Aids Sedunia. Di Kota Tasikmalaya kasus human immunodeficiency virus (HIV) dan acquired immunodeficiency syndrome (Aids) tahun ini memecahkan rekor kasus 2019.

Pada 2022 dari Januari hingga Oktober kasus HIV/Aids menembus 121 kasus. Rekor sebelumnya, pada 2019 adalah 107 kasus. Angka kumulatif sejak pendataan dimulai tahun 2004 hingga Oktober tahun ini mencapai 1.023 kasus.

Perencana Ahli Madya Bapelitbangda Kota Tasikmalaya Deden Darwin mengungkapkan berdasarkan data dari tim penanggulangan HIV Aids Kota Tasikmalaya, jumlah penderita penyakit tersebut cenderung bertambah. Yaitu dikisaran 121 orang sampai dengan Oktober 2022.

Baca Juga:Kerja PrakerjaSssttt… Tunjangan Dewan Naik!

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Jum­lah kasus ter­­s­e­but me­lebihi ka­sus ter­ting­­gi­ Ko­ta Tasikmalaya yang terjadi pada 2019 sebanyak 107 kasus. Hal itu tentunya menjadi pertanyaan besar apa yang sedang terjadi di Kota Tasikmalaya. ”Kondisi kasus di atas harus menjadi perhatian serius dari berbagai pihak guna pencegahan penyebaran penyakit ini dan sekaligus menangani kondisi tersebut,” kata Deden dalam tulisannya yang dikirim ke Radar, Rabu (30/11/2022).

Menurut Deden, data yang disajikan cukup miris dengan jumlah pengidap HIV/Aids secara kumulatif yang berjumlah 1.023 orang secara total dengan beragam kondisi status individu dan usia pengidap penyakit berbahaya ini. Sekaligus menjadi perhatian penting secara sosial peningkatan kasus penyakit HIV yang terjadi di kalangan masyarakat yang notabene religius.

Beragam bentuk penyebab terus naiknya angka pengidap penyakit HIV/Aids sulit terungkap. Penderita cenderung tertutup dengan apa yang telah mereka lakukan. ”Sehingga menjadi penyebab lebih sulitnya penanggulangan HIV/Aids karena tidak mencapai sasaran yang dituju sebagai awal untuk pencegahannya,” tuturnya.

Informasi yang dibangun selama ini untuk dapat mengetahui kondisi terbaru tentang pengidap HIV/Aids melalui beberapa lembaga pemerintah maupun swasta menjadi fokus utama dalam berbagai pertemuan. Mengingat sulitnya mereka yang terpapar untuk mencatatkannya pada lembaga yang telah dibentuk. ”Dengan keuletan dan kegigihan anggota yang perduli tentang HIV/Aids, trend pengidap dan laporan yang bisa dilakukan untuk dapat menggambarkan kondisi riil perkembangan HIV/Aids di Kota Tasikmalaya dapat terpenuhi dengan beragam keterbasan,” ujarnya.

0 Komentar