”Prank” Pertamina

”Prank” Pertamina
BAHAN BAKAR. Warga saat mengisi bahan bakar di salah satu SPBU Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya Senin (29/8/2022). foto: Firgiawan/Radar Tasikmalaya
0 Komentar

JAKARTA, RADSIK – Kemarin (1/9/2022), PT Pertamina (Persero) sukses memberikan kejutan bagi 273 juta warga Indonesia khususnya pengguna bahan bakar minyak (BBM). Pasalnya, sejak sepekan terakhir konsumsi pemberitaan terkait isu kenaikan BBM begitu masif dan menjadi bahan perdebatan.

Bahkan sudah ada rencana aksi di berbagai daerah terkait penolakan BBM di tengah krisis global yang merambah seluruh negara khususnya eropa.

Menariknya lagi, Ombudsman RI sampai mengeluarkan rapid assesment atau kajian cepat. Ini sebagai bentuk warning kepada pemerintah khususnya Pertamina yang akan menaikkan harga BBM.

Baca Juga:Lima SekawanGenjot Fisik dan Sentuhan Bola

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Seperti disampaikan anggota Ombudsman RI Hery Susanto. Pihaknya telah menyampaikan beberapa saran kepada stakeholder terkait, salah satu risiko jika tetap menaikkan harga BBM maka terjadi inflasi.

”Kami meminta opsi ini ja­ng­an diambil. Jangan meng­am­bil opsi menaikkan harga BBM bersubsidi. Karena ini bu­­kanlah pilihan yang tepat dan bijak saat ini. Semua sudah kami jelaskan ke pemerintah,” kata Hery Susanto dihubungi Disway.id.

Berjalannya waktu, kemarin rencana kenaikan itu bergulir. Bahkan sejak tengah malam, sebelum memasuki 1 September 2022, sejumlah SPBU sudah ramai dikunjungi kendaraan roda dua, roda empat dari sedang hingga berat.

Namun faktanya harga BBM bukannya naik malah turun. Pertamina cukup sukses membuat kejutan bagi masyarakat Indonesia. ”Tadi malam sempat ngantre jam 23.00 di SPBU Kelapa Dua, kawasan Summarecon Serpong, lah saya beli bensin (Pertalite) harga belum berubah. Paginya kawan kantor ngasih kabar, BBM malah turun. Eh kena prank dong,” ujar Togar Harahap, karyawan Koperasi di Kabupaten Tangerang, Banten.

Fakta ini pun dibenarkan Presiden Joko Widodo. Pemerintah masih menghitung dengan hati-hati BBM bersubsidi, khususnya jenis solar dan pertalite. ”BBM semuanya masih pada proses dihitung, dikalkulasi dengan hati-hati,” ujar Presiden saat ditemui seusai peluncuran teknologi ”5G Smart Mining” di wilayah Tambang Grasberg, Mimika, Papua, kemarin.

Pada tahun ini, anggaran subsidi BBM dan LPG mencapai Rp 149,4 triliun, dan subsidi listrik mencapai Rp 59,6 triliun. Lalu, kompensasi BBM mencapai Rp 252,5 triliun dan kompensasi listrik mencapai Rp 41,0 triliun. Dengan itu, total anggaran subsidi dan kompensasi mencapai Rp 502,4 triliun.

0 Komentar