Pelajar Pancasila Harus Berbahasa Santun

Pelajar Pancasila Harus Berbahasa Santun
SEMINAR. Gebyar Literasi SMA Al Muttaqin Fullday School Tasikmalaya bersama Kepala Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Badan Bahasa Kemendikbudristek Dr M Abdul Khak, Jumat (4/11/2022). Foto: Fatkhur Rizqi/Radar Tasikmalaya
0 Komentar

TASIK, RADSIK – Kurikulum Merdeka yang diterapkan sekolah berupaya untuk menghasilkan profil pelajar Pancasila. Dengan Inilah diharapkan pendidikan dapat berubah menjadi lebih berinovasi dan dapat menyajikan pembelajaran yang menyenangkan.

Dalam mewujudkan itu, SMA Al Muttaqin Fullday School Tasikmalaya mengadakan Gebyar Literasi. Itu dengan Seminar Kemahiran Berbahasa Pancasila di sekolahnya, Jumat (4/11/2022).

Peserta ini dari guru jenjang SD, SMP, SMA/SMK sebanyak 320 orang, baik secara daring dan luring. Dengan narasumber Kepala Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Badan Bahasa Kemendikbudristek Dr M Abdul Khak.

Baca Juga:Teater 28 Bangkit Berkarya dan BerkesenianTingkatkan Fisik dan Skill Atlet Renang

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Kepala SMA Al Muttaqin Fullday School Tasikmalaya In In Kadarsolin SS menyampaikan, sekolah menggandeng Kemendikbudristek agar dapat lebih mendalami Asesmen Nasional yang terdiri dari literasi, numerasi dan survei lingkungan belajar. Salah satunya lewat kegiatan gebyar literasi dengan melakukan Seminar Kemahiran Berbahasa Pancasila.

”Kegiatan ini sebetulnya merespons adanya Assesmen Nasional, salah satunya literasi. Oleh karenanya, bagaimana guru diajarkan menggunakan kesantunan berbahasa,” katanya kepada Radar, kemarin.

Lanjut ia, ketika gurunya memiliki wawasan cara memberikan kesatunan bahasa Indonesia. Efeknya kepada siswa dapat menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.

“Tentunya ini agar mewujudkan sebagai cita-cita pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,” ujarnya.

Ke depannya, kegiatan ini pun akan di-follow up.  Artinya seluruh peserta  akan dimasukkan di group dan dibimbing oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat. “Bagaimana guru bisa mengenalkan uji kompetensi bahasa Indonesia (UKBI) kepada siswanya. Tentunya sebagai sarana uji untuk mengukur kemahiran seseorang dalam berbahasa Indonesia lisan atau tulis,” katanya.

Dengan siswa siswa ikuti UKBI ini,  tentunya untuk mengukur kemampuan literasi bahasa selama kegiatan belajar-mengajar.

Baca Juga:Tolak Lapak PKLMayat Terborgol Ngambang

“Pastinya ini penting untuk siswa agar mahir bahasa Indonesia. Sebab, nantinya ada semacam penilaian  bahasa Indonesia untuk siswa,” ujarnya.

Kepala Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Badan Bahasa Kemendikbudristek Dr M Abdul Khak mengatakan bahasa bukan sekadar sekumpulan kata atau seperangkat kaidah tata bahasa. Melainkan khazanah berbagai refleksi pemikiran, pengetahuan, dan nilai-nilai yang dianut penuturnya. “Artinya semakin memiliki pikiran jernih, semakin bahasa diucapkan lebih baik,” katanya.

0 Komentar