Pasar Murah Selisih Rp 200

Pasar Murah Selisih Rp 200
Para pembeli mengantre minyak goreng dalam Operasi Pasar Murah (OPM) yang dilaksanakan PT Asri Tunggal (Asta) di Toko Barokah Pasar Cikurubuk, Rabu (13/4/2022). Rangga Jatnika/Radar Tasikmalaya
0 Komentar

MANGKUBUMI, RADSIK – Operasi pasar murah (OPM) menindaklanjuti Instruksi Wali Kota Tasikmalaya mulai dilaksanakan, Rabu (13/4/2022). Dalam operasi tersebut harga minyak goreng curah lebih murah Rp 200 dari harga normal.

OPM minyak goreng tersebut dilakukan PT Asri Tunggal (Asta) di Toko Barokah Pasar Cikurubuk. Di mana puluhan warga mengantre sejak pagi hari dan mengambil nomor antrean.

[membersonly display=”Baca selengkapnya” linkto=”https://radartasik.id/masuk” linktext=”disini”]

Baca Juga:Warga Cibuntu Bersyukur Terima Rehab MasjidKompak Jaga Kondusivitas

Penanggung Jawab OPM dari PT Asta, Hendri Gandawijaya menjelaskan dalam operasi itu pihaknya menyediakan minyak goreng curah sebanyak empat ton. Sedangkan untuk minyak goreng kemasan disediakan 3.120 liter. ”Kita sediakan baik minyak curah, juga kemasan,” ucapnya.

Pada OPM tersebut, minyak goreng curah di jual dengan harga Rp 15.300 per liter. Nilai tersebut lebih murah Rp 200 dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang diterapkan pemerintah. ”Kita sudah jual sesuai HET, 1 kg itu Rp 15.500,” tuturnya.

Sementara minyak goreng kemasan dijual dengan harga Rp 44.000 per dua liter. Harga tersebut lebih murah Rp 2.000 dari harga jual yang diterapkan di luar OPM. ”Biasanya kita jual yang 2 liter sekitar Rp 46.000,” katanya.

Pembelian dilakukan dengan sistem kupon di mana pembeli harus menyerahkan fotokopi KTP. Pasalnya, ada jatah maksimal untuk para pembeli baik untuk minyak curah maupun kemasan.

”Penjualan dibatasi, minyak curah 5 kg dan minyak kemasan 4 liter,” tuturnya.

Salah seorang warga Cihideung Mumun Maemunah (40) mengaku datang ke tempat tersebut untuk belanja rutin. Berhubung ada minyak goreng murah, dia pun ikut mengantre. ”Karena sebelumnya saya beli Rp 24 ribu untuk 1 kg,” ucapnya.

Lain halnya dengan Anas Solong (39) yang sengaja datang karena ada info pasar murah. Namun dia cukup kecewa karena dapat nomor antrean dengan angka besar. ”Saya dapat nomor 107, harus nunggu lama,” tuturnya.

Namun demikian, Anas tetap rela antre demi kelangsungan usahanya berjualan gorengan. Karena sejak minyak goreng susah dan mahal, dia menghentikan dulu usaha dagangnya. ”Ini mau usaha lagi,” katanya.

Baca Juga:Bisik-Bisik Budi-YusufEmpat Pilar Cegah Potensi Perpecahan

Soal harga yang hanya selisih Rp 200 dari HET, dia tidak melihat angka tersebut. Karena terakhir kali dia membeli minyak goreng curah harganya mencapai Rp 24 ribu.

0 Komentar