Nobatkan Raja dan Ratu Baca

Nobatkan Raja dan Ratu Baca
APRESIASI. Kepala SDN Galunggung Kota Tasikmalaya Hj N Oon SPd memberikan apresiasi kepada siswa yang gemar membaca, kemarin. ISTIMEWA
0 Komentar

TASIK, RADSIK – Rendahnya literasi Indonesia, ada hubungan erat dengan sering diabaikan perpustakaan. Dengan demikian, membuat kuantitas ataupun minat membaca Indonesia yang masih tertinggal oleh negara lain.

Hal itu disampaikan Ketua Prodi PGSD-UPI Kampus Tasikmalaya Dr Dian Indihadi MPd kepada Radar, Senin (23/1/2023).

Kata Indihadi, peran penting institusi pendidikan dalam gerakan literasi sekolah, khusus sekolah dasar (SD) harus digencarkan. Utamanya dalam memfasilitasi siswa dalam sarana membaca, misalnya ketersediaan perpustakaan.

Baca Juga:Raih 4 Medali Emas Cabor RenangBarongsai Sedot Antusias Pengunjung

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

“Karena masalah perpustakaan di SD, gerakan literasi sekolah belum berjalan maksimal. Sehingga saat ini, minat baca siswa kita masih rendah,” katanya.

Buktinya belum maksimal adanya perpustakaan di SD, sambung ia, belum disediakan ruang/ tempat layak perpustakaan. Lalu tidak tersedia ahli/petugas khusus perpustakaan.

“Kemudian belum dianggarkan prioritas perpustakaan. Lebih lanjut, Penyediaan buku atau sumber bacaan sesuai dengan kebutuhan anak,” ujarnya. Serta model pembelajar dan gaya belajar tidak menuntut diperlukannya perpustakaan.

Untuk itu, dengan masih rendahnya minat baca siswa akibat kurang pemaksimalan perpustakaan. ia pun menyarankan kepada SD, perlu memberikan bahan isi bacaan sesuai dengan minat siswa.

Di tambah, perpustakaan adanya kemasan konten dalam kemenarikan siswa mau membaca buku. “Penyediaan sumber bacaan dan pelayanan pelanggan. Serta perlunya lingkungan yang mendukung minat  baca, seperti komunitas diskusi membahas hasil baca,” ujarnya.

Kepala SDN Galunggung Kota Tasikmalaya Hj N Oon SPd mengatakan, dalam mendorong gerakan literasi sekolah, dia pun menggelar program penetapan Ratu dan Raja Baca. Itu agar dapat membangkitkan semangat siswa yang lainnya dalam membaca.

Baca Juga:SDN 1 Pengadilan Juara Olimpiade MIPALembut dan Gurihnya Korean Chicken Stew

“Untuk memacu siswa membaca buku, sehingga sekolah memprogramkan Raja atau Ratu Baca,” katanya.

Penetapannya Raja dan Ratu baca, siswa mau membiasakan membaca yang dilakukan setiap hari di sekolah. Itu salah satunya, melalui program budaya baca 15 menit.

“Sebuah budaya literasi yang baik dan untuk menanamkan budaya positif di kalangan siswa,” ujarnya.

Dengan siswa yang rajin membaca setiap hari, diharapkan memiliki karakter literat yang akan terbawa sampai dewasa. “Ketika memiliki karakter literat, membentuk pribadinya menjadi yang baik dan bertanggung jawab,” katanya. (riz)

0 Komentar