Ngaliwet Implementasi Penguat P5

Ngaliwet Implementasi Penguat P5
SERU. Siswa SDN Rancabendem Kota Tasikmalaya menggelar kegiatan ngaliwet bareng di halaman sekolah, kemarin. Foto: istimewa
0 Komentar

TASIK, RADSIK – Siswa SDN Rancabendem Kota Tasikmalaya menggelar ngaliwet bareng di halaman sekolah, kemarin. Kegiatan ini merupakan implementasi dari Penguatan Proyek Profil Pelajar Pancasila (P5).

Wali Kelas 4 SDN Rancabendem Usep Rukmantara SPd mengatakan  bahwa ngaliwet memang sederhana namun hal itu merupakan implementasi dari Penguatan Proyek Profil Pelajar Pancasila (P5). Pembelajaran ”ngaliwet”  banyak manfaatnya, diantaranya, menumbuhkan kemandirian siswa, siswa dapat mandiri belajar memasak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

”Bagaimanapun juga makan adalah kebutuhan pokok manusia,” ucapnya.

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Baca Juga:Partisipasi Pembenahan Dadaha Belum TerlihatPetakan Potensi, Penempatan Pegawai Lebih Ideal

Kata Usep, memasak di era sekarang ini bisa jadi sebuah profesi bahkan bisa menjadi mata pencaharian yang menjanjikan. Menumbuhkan rasa gotong royong. Ketika pelajaran masak dilaksanakan, biasanya dibuat secara berkelompok. Setiap siswa memiliki peran masing-masing. Ada yang memasak, ada yang mengiris bumbu, ada yang menyiapkan kayu bakar, dan lainnya.

”Begitupun peralatan dan bahan ngaliwet mereka siapkan sesuai dengan tugasnya masing2. Mereka bekerja sama agar masakan mereka enak dan dapat dinikmati secara bersama2 pula,” paparnya.

Nilai lainnya, menanamkan nilai-nilai berpikir kritis. Selain itu ngaliwet juga dapat menumbuhkan cara berpikir kritis peserta siswa jika dikemas dengan baik. Sebagai contoh menumbuhkan berpikir kritis adalah jika guru menugaskan makan tidak dengan piring dan sendok. Maka mereka akan berusaha mencari solusi bagaimana cara makannya.

”Seperti muridnya di SDN Rancabendem mereka berupaya mencari daun pisang dan memberanikan diri meminta kepada warga yang punya daun pisang,” paparnya.

Kata Usep, tidak hanya itu sebagai contoh lain ketika usai makan mereka ditugaskan untuk membersihkan dan merapikan seperti sedia kala. Dengan demikian guru dapat mengarahkan sehingga mereka memiliki rasa kepedulian dan kecintaan terhadap lingkungan. Banyak hal-hal lainnya yang dapat diambil pelajaran dari pelajaran ngaliwet. Hanya saja yang perlu diingatkan adalah guru harus benar-benar mampu membimbing dan mengarahkan serta menjelaskan maksud dari pembelajaran tersebut.

”Maka sangat perlu dilakukan refleksi di akhir kegiatan agar siswa lebih paham,” ucapnya.

0 Komentar