Moge ”Akhiri” Hidup Anak Kembar

Moge ”Akhiri” Hidup Anak Kembar
KENANGAN. Saudara kembar berusia delapan tahun, Hasan Firdaus dan Husen Firdaus asal Desa Ciganjeng, Padaherang, Kabupaten Pangandaran, menunjukkan senyumnya sebelum meninggal tertabrak motor gede (moge)
0 Komentar

RADAR TASIK – Suasana duka cita belum reda mendera keluarga Wasmo (55) dan Empong (50) di Dusun Babakansari Desa Ciganjeng Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran, Minggu (13/3/2022). Pasangan suami-istri itu kehilangan anak kembar tercinta, Hasan Firdaus dan Husen Firdaus, yang tewas tertabrak motor gede (moge), Sabtu.

Dua hari lalu tak ada yang menyangka akan menjadi hari terakhir bagi kedua bocah berusia delapan tahun itu. Sabtu siang, Hasan dan Husen, usai bermain hendak menyeberang di Jalan Raya Banjar-Pangandaran tepatnya di Desa Tunggilis Kecamatan Kalipucang.

Menurut salah seorang saksi di lokasi kejadian, Hidin (50), rombongan moge Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Bandung itu muncul dari arah Banjar menuju Pangandaran dan melaju dengan kecepatan cukup tinggi. Tak disangka, dua moge yang berbeda menabrak Hasan dan Husen yang sedang menyeberang, berpegangan tangan. ”Korban pertama tertabrak moge berwarna putih, sementara satunya lagi moge warna merah,” ujarnya kepada wartawan.

Baca Juga:Guru-Guru Merapatkan BarisanGantung Diri di Kandang Ayam

[membersonly display=”Baca selengkapnya/berlangganan ” linkto=”https://radartasik.id/masuk” linktext=”disini”]
Hasan dan Husen langsung terkapar di jalan. Darah mengucur dari kepala mereka. Bahkan, tulang rusuk Hasan patah. Akhirnya kedua murid Kelas 1 SD Tunggilis 3 itu menghembuskan napas terakhirnya di lokasi kejadian.
Kecelakaan di Jalan Raya Banjar-Pangandaran itu dibenarkan Kapolsek Kalipucang Iptu Iman Sudirman. Kasusnya sudah dilimpahkan ke Polres Ciamis. ”Bocah kembar hendak menyeberang. Namun dari arah Banjar ke Pangandaran rombongan Harley melintas cepat,” katanya.

Islah

Permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada keluarga korban muncul dari pengurus HDCI Bandung Boyke Luthfiana Syahrir. ”Ini musibah dan menjadi pelajaran buat kami ke depannya supaya melakukan perjalanan lebih safety dan lebih hati-hati,” ucapnya kepada wartawan di Polsek Kalipucang.

Boyke memastikan bahwa HDCI Bandung tidak lepas tangan dan akan bertanggung jawab atas kecelakaan maut itu. ”Meskipun dalam kejadian ini belum diketahui siapa yang benar dan siapa yang salah, kami menyadari ini kesalahan bersama, karena pembuktian ada di pihak berwajib (kepolisian, Red),” tuturnya.

”Menurut rekan kami, kecepatan motor tidak terlalu cepat dan rekan kami dalam keadaan sehat tanpa pengaruh hal lain,” ujarnya.

0 Komentar