Mencintai Ilmu, Dihormati, Disegani

Mencintai Ilmu, Dihormati, Disegani
KENANGAN. Pimpinan Ponpes Cipasung KH A Bunyamin Ruhiat difoto usai mengajar para santri pada 7 Mei 2015. Dokumen Diki Setiawan / Radar Tasikmalaya
0 Komentar

Mengenang KH Abun Bunyamin Ruhiat, Pimpinan Ponpes Cipasung

TASIK, RADSIK – Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Cipasung Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya KH Abun Bunyamin Ruhiat wafat, Sabtu (19/11/2022). Kabar dukanya menebar kesedihan, bukan hanya kepada keluarga dan santrinya, tetapi juga kepada umat secara luas.

Ketua PCNU Kabupaten Tasikmalaya KH Atam Rustam mengenang Kiai Abun sebagai ulama yang sangat dihormati, disegani dan dibanggakan oleh umat.

”Khususnya bagi kemajuan dan perkembangan PCNU Kabupaten Tasikmalaya termasuk di PBNU pusat. Beliau sangat dihormati dan disegani, sosoknya dibanggakan oleh masyarakat,” ujar Kiai Atam, Sabtu.

Baca Juga:Kumpulan PengabdiAtasi Sampah Butuh Konsistensi

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Menurut Kiai Atam, Kiai Abun merupakan sosok ulama sekaligus pimpinan pesantren yang sangat berjasa untuk umat dan agama.

Sekretaris PCNU Kabupaten Tasikmalaya Drs H Abdul Wahid menambahkan PCNU merasa kehilangan atas wafatnya Kiai Atam.

”Kita berbelasungkawa. Keluarga besar PCNU Kabupaten Tasikmalaya sangat kehilangan beliau ulama besar sekaligus tokoh di PCNU Kabupaten Tasikmalaya dan PBNU,” ujarnya.

Perwakilan keluarga Ponpes Cipasung Haryadi Ahmad Satari menjelaskan Kiai Abun dimakamkan di tempat pemakaman keluarga di Kompleks Ponpes Cipasung. Almarhum meninggal dunia di Rumah Sakit TMC Kota Tasikmalaya sekitar pukul 10.12 WIB.

KISAH BELAJARNYA

Dalam tulisan H Dendi Yuda, menantu Kiai Abun, di situs jabar.nu.or.id disebutkan bahwa KH A Bunyamin Ruhiat merupakan sosok ulama kharismatik asal Tasikmalaya yang sangat mencintai ilmu, baik di bidang agama maupun pengetahuan umum.

Kecintaannya terhadap ilmu ditularkan kepada santrinya dengan menekankan keharusan berkomitmen pada dunia ilmu dengan cara mengaji. Kecintaannya kepada ilmu juga ia refleksikan pada kebiasaannya melakukan muthala’ah, membuat catatan pidato, ceramah, atau khutbah.

Baca Juga:Cari Solusi Tangani Masalah MasyarakatTingkatkan Nilai Jual Produk Keripik

Lahir pada 27 September 1949, ia adalah anak ke sembilan dari 14 bersaudara dari pasangan KH Ruhiat dan Hj Siti Aisyah yang tak lain adalah Pendiri Pondok Pesantren Cipasung, Kabupaten Tasikmalaya.

Di sela-sela kesibukannya yang sangat padat, KH A Bunyamin Ruhiat masih menyempatkan diri untuk menulis. Di antara karya tulisnya yaitu diktat Jurumiah (Bahasa Sunda), Metode Pengajaran Akhlaq (Analisis Isi Kitab Ta’lim Muta’alim), dan Metode Belajar di Pesantren Menurut Syekh az-Zarnuji.

0 Komentar