Massa Tolak Kenaikan Harga BBM

Massa Tolak Kenaikan Harga BBM
UNJUK RASA. Mahasiswa melakukan orasi di Bundaran Simpang Lima Garut, Rabu (7/9/2022). Mereka menyampaikan tuntutan dan menolak kenaikan harga BBM. Foto: Agi Sugiana/radar tasikmalaya
0 Komentar

TAROGONG KIDUL, RADSIK – Ratusan mahasiswa dan elemen masyarakat yang mengatasnamakan Masyarakat Garut Mengugat menggelar unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), Rabu (7/9/2022). Aksi tersebut dilakukan di beberapa lokasi.

Aksi dimulai dari Bundaran Simpang Lima. Di sana, mahasiswa sempat menutup sebagian jalan dan melakukan orasi hingga aksi bakar ban. Selanjutnya mahasiswa bergerak menuju Kantor Bupati Garut di Jalan Pembangunan hingga menutup seluruh bagian jalan. Di kantor bupati, mahasiswa berorasi meski tidak lama, hingga kemudian melanjutkan aksinya ke kantor DPRD Garut.

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Baca Juga:Penimbun BBM Bersubsidi DicidukBunda PAUD Ciamis Raih Penghargaan

Koordinator lapangan aksi unjuk rasa Pramuditha Nugraha (23) menuturkan, aksi dihadiri berbagai mahasiswa dari perguruan tinggi di Kabupaten Garut serta elemen masyarakat dan organisasi masyarakat. “Aksi ini dihadiri kurang lebih seribu orang dari berbagai mahasiswa di Garut, organisasi masyarakat serta elemen masyarakat lainnya,” ungkap Pram –sapaan Pramuditha Nugraha– saat ditemui di gedung DPRD Garut, kemarin.

Bupati dan DPRD menerima langsung mahasiswa dan masyarakat yang melakukan unjuk rasa. Dialog antara massa, bupati dan DPRD berjalan alot. Sebab lima tuntutan mahasiswa tidak semuanya disetujui bupati dan ketua DPRD.

Lima tuntutan mahasiswa yaitu mendesak Pemkab Garut bersama-sama menolak kenaikan harga BBM. Mendesak presiden dan wakil presiden menurunkan harga BBM. Berantas mafia BBM. Menuntut pemerintah daerah mendesak pemerintah pusat menurunkan harga BBM dan mendorong DPRD Garut mendesak DPR/MPR-RI memakzulkan presiden dan wakil presiden serta mengevaluasi kabinet.

Tuntutan terakhir yang disampaikan tidak mampu disanggupi DPRD Garut, sehingga audiensi berakhir pembacaan deklarasi penolakan kenaikan harga BBM oleh ketua DPRD Garut dan anggota DPRD Garut yang hadir.

Amad Yusup Ali Dikara (23), mahasiswa dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Bisnis Syariah Nahdlatul Ulama Garut senang karena aspirasi dari mahasiswa dan elemen masyarat diterima DPRD Garut dan bupati, meski pun satu tuntutan tidak disanggupi DPRD Garut. “Alhamdulillah aksi kali ini sesuai dengan harapan, tuntunan yang kami ajukan bisa diterima oleh DPRD Garut, bupati dan Pemda Garut walupun ada satu tuntutan yang masih dipertimbangkan oleh DPRD terkait poin ke lima dalam tuntutan yang kami ajukan,” kata dia kepada wartawan.

0 Komentar