Mariah Ingin Segera Pindah Rumah

Mariah Ingin Segera Pindah Rumah
MASIH DI GUBUK. Mariah (60), warga Maniis RT/RW 01/05 Kelurahan Linggajaya Kecamatan Mangkubumi masih tinggal di gubuk, Jumat (27/5/2022). Rangga Jatnika/Radar Tasikmalaya
0 Komentar

MANGKUBUMI, RADSIK – Mariah (60), warga Maniis RT/RW 01/05 Kelurahan Linggajaya Kecamatan Mangkubumi mendapatkan bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Namun, dia masih tinggal di gubuk tua karena rumah barunya belum bisa ditempati.

[membersonly display=”Baca selengkapnya”

linkto=”https://radartasik.id/in”

linktext=”disini”]

Saat ini, Mariah tinggal di gubuk tua berukuran sekitar 10×7 meter berlantai tanah yang disekat menjadi empat ruangan. Dindingnya terbuat dari anyaman bambu yang sudah bolong-bolong ditambah konstruksinya yang tidak lagi tegak.

Di rumah tersebut Mariah tinggal bersama anak bungsunya yang belum bekerja. Suaminya sudah meninggal belasan tahun yang lalu dan empat anaknya sudah berumah tangga.

Baca Juga:Jangan Jual Minyak Curah di Atas HETJawa Barat Kekurangan Pasokan Sapi

Kepada Radar, Mariah mengakui bahwa rumahnya tersebut memang sering membuatnya cemas. Khususnya ketika cuaca ekstrem terjadi yang pasti membuat rumah itu digenangi air. ”Karena sudah bocor-bocor,” tuturnya, Jumat (27/5/2022).

Wajar jika kondisi rumah itu sudah tidak lagi layak. Karena bangunan yang didominasi kayu dan bambu itu sudah berusia sekitar 16 tahun silam. ”Dibangunnya tahun 2006,” ucapnya.

Sempat ada tawaran untuk bantuan rumah tidak layak huni, sayangnya rumah itu berdiri di lahan milik orang lain. Dia bersama anak dan kerabatnya pun berswadaya untuk membeli sebidang tanah yang tidak jauh dari rumahnya sekarang. ”Alhamdulillah dapat bantuan bedah rumah,” tuturnya.

Difasilitasi oleh Kelurahan Linggajaya, rumah Mariah pun dibangun pada bulan Ramadan. Namun tampaknya bantuan itu belum mampu merampungkan pembangunannya.

Wanita paruh baya itu sudah berangan-angan bisa segera pindah ke rumah baru yang lebih layak. Namun harapan tersebut tampaknya harus tertunda karena tidak ada uang untuk merampungkan pembangunannya. ”Ya inginnya secepatnya bisa ditempati,” ucapnya.

Sementara ini, Mariah pun belum bisa memperkirakan kapan uang itu bisa terkumpul. Penghasilannya sebagai penjual bubur hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

”Enggak tahu kapan, karena bingung biayanya,” katanya.
Mariah punya anak yang mengontrak rumah tidak jauh dari tempat tinggalnya. Akan tetapi setelah dibujuk pun dia enggan untuk tinggal bersama anaknya karena tidak mau merepotkan. ”Ah enggak mau, kasihan kontrakannya sempit,” tuturnya.

0 Komentar