Lalu Lintas Aman, Warga Masih Canggung

Lalu Lintas Aman, Warga Masih Canggung
MELANGGAR. Salah seorang pengendara motor menerobos rambu verboden di Jalan Pemuda, Minggu (31/7/2022). Rangga jatnika / radar tasikmalaya
0 Komentar

SUDAH sekitar 10 hari Manajemen Rekayasa lalu lintas (MRL) baru diberlakukan di sekitar pusat kota. Kepolisian menilai rekayasa lalu lintas yang baru terbilang aman tanpa ada kendala menonjol.

Sebagaimana diketahui MRL baru mulai diuji coba 22 Juli 2022. Di mana ada perubahan rambu lalu lintas di Jalan Pemuda dan Mayor Utarya.

Kasat Lantas Polres Tasikmalaya Kota AKP Anaga Budiharso menuturkan, hasil pemantauan di lapangan, MRL yang diterapkan terbilang aman. Pihaknya tidak melihat ada persoalan menonjol akibat dari perubahan yang dilakukan. “Sejauh ini aman-aman saja,” ucapnya kepada Radar, Minggu (31/7/2022).

Baca Juga:Honorer Mendapatkan Penjelasan DetailBangun 200 Rumah untuk Korban Banjir

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Namun Sat Lantas bersama Dinas Perhubungan (Dishub) masih melihat perkembangan untuk beberapa hari ke depan. Di mana uji coba MRL baru akan dilakukan selama 14 hari. “Masih ada waktu, kita lihat perkembangannya nanti,” ucapnya.

Diakuinya, sebagian pengendara masih nekat melawan arus di Jalan Pemuda. Menurut Anaga, pengendara masih perlu waktu untuk beradaptasi dengan MRL yang baru. “Ya mungkin karena belum terbiasa,” katanya.

Pantauan Radar, rambu lalu lintas portabel masih terpasang di tengah Jalan Pemuda. Namun sebagian pengendara motor masih saja memaksakan diri menerobosnya.

Salah seorang pengendara yang enggan disebut namanya mengaku sadar di Jalan Pemuda terdapat rambu verboden. Akan tetapi dia merasa tanggung jika harus memutar lewat depan Masjid Agung. “Terlanjur masuk (Jalan Pemuda), mau balik lagi nanggung,” ucapnya ketika ditegur.

Pengendara lainnya, Rini Puspita (33) mengaku kaget ketika Jalan Pemuda dipasang verboden. Pasalnya perubahan MRL baru sebatas dia dengar dari orang lain. “Sudah hampir sebulan baru ke HZ Mustofa lagi, jadi rada kaget,” katanya.

Sebelumnya, perempuan asal Purbaratu itu selalu menggunakan Jalan Pemuda ketika hendak menuju Jalan HZ Mustofa. Pasalnya dia merasa tidak nyaman ketika berkendara melewati area batu andesit.

Baca Juga:Bangkitkan Lagi Ekonomi UMKMBupati: Desa Harus Pandai Gali Potensi

“Kan enggak enak lewat sana (andesit) karena enggak rata, jadi suka pakai Jalan Pemuda,” pungkasnya. (rga)

[/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!

0 Komentar