Kekalahan Modal Tempur Berikutnya

Kekalahan Modal Tempur Berikutnya
Tip Jadi Caleg Tanpa Uang
0 Komentar

SEJUMLAH kader partai politik (parpol) yang sebelumnya kalah di Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 akan kembali mencari peruntungan di Pileg 2024. Mereka menjadikan kekalahan sebelumnya jadi bahan evaluasi dan pembelajaran.

Seperti halnya kader PDI Perjuangan Kota Tasikmalaya Myftah Faried. Caleg di Daerah Pemilihan (Dapil) 1 pada Pileg 2019 itu mengaku tidak akan kapok untuk ikut kontestasi. Dia akan kembali mengejar kursi legislatif di 2024. ”Tentu akan maju lagi,” ucapnya kepada Radar, Senin (26/9/2022).

Pada 2019, dia intens bergerak silaturahmi di masyarakat baik secara personal maupun berbasis komunitas. Gagasan-gagasan pun dia kemukakan untuk menunjukkan kelayakannya duduk di kursi legislatif. ”Kalau bergerak di lapangan sudah dilakukan,” tuturnya.

Baca Juga:Pendidikan KeringDisdikbud Belum Bisa Pastikan Waktu Perbaikan

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Hanya saja, hal yang memberatkan adalah kurangnya pendidikan politik kepada masyarakat. Hal itu membuatnya sebagai caleg harus kerja ekstra. ”Jadi sebelum sosialisasi dan kampanye, kita harus memberikan pemahaman politik dulu ke masyarakat,” ujarnya.

Karena tanpa pemahaman politik, masyarakat malah menjadi pragmatis. Sedangkan dia enggan jika harus melakukan praktik money politics. ”Dan saya harap masyarakat pun bisa memilih caleg yang memang punya gagasan tanpa tergiur money politics,” ucapnya.

Belum lagi, media sosial banyak memunculkan kebusukan-kebusukan dunia politik. Hal itu membuat stigma negatif dari masyarakat kepada caleg. ”Jadi semakin berat lagi untuk memberi pemahaman kepada masyarakat,” tuturnya.

Disinggung biaya politik, hal itu diakui juga sebagai kelemahannya pada Pileg 2019. Di mana modal yang dia miliki saat itu tidak sampai Rp 10 juta sehingga berat. ”Kan butuh biaya operasional juga, setidaknya kalau punya Rp 30 juta saya rasa sosialisasi di masyarakat bisa lebih maksimal,” ucapnya.

Hal serupa juga diungkapkan Arip Rifandi, caleg dari PPP pada Pileg 2019. Dia juga tidak akan menyerah hanya karena satu kali kegagalan meraih kursi legislatif. ”Gas lagi nanti tahun 2024,” ujarnya.

Dari pengalaman pileg sebelumnya, dia merasa kegagalannya diakibatkan kurangnya memahami peta politik kala itu. Karena tidak cukup hanya memiliki ide atau gagasan saja untuk meraih kursi. ”Memang saat itu kurang pemetaan, dari mulai kantong sampai efek capres dan parpol saat itu karena sepertinya sangat berdampak pada keterpilihan,” tuturnya.

0 Komentar