Kasus DBD Tembus 10 Besar Nasional

Kasus DBD Tembus 10 Besar Nasional
ILUSTRASI. Seorang warga mencuci tangan sebelum memasuki rumah di Bungursari, Jumat (13/5/2022) . Menjaga kebersihan salah satu upaya antisipasi dari DBD. Firgiawan/Radar Tasikmalaya
0 Komentar

BUNGURSARI, RADSIK – Sejak Januari sampai pertengahan Mei 2022 Pemerintah Kota Tasikmalaya mencatat: sebanyak 753 kasus demam berdarah dengue (DBD) ditemukan di Kota Tasikmalaya. Kasus DBD bahkan telah merenggut 14 nyawa.

[membersonly display=”Baca selengkapnya” linkto=”https://radartasik.id/masuk” linktext=”disini”]

“Betul, sejak awal tahun sampai Kamis 12 Mei ini sudah 753 kasus yang terdiagnosa DBD sesuai catatan yang kami himpun di setiap faskes. 14 diantaranya meninggal dunia,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr Asep Hendra kepada Radar, Jumat (13/5/2022).

Baca Juga:Singkirkan Kontainer Sampah di Perkantoran!Gerbang Kota Kurang Ikonis

Dia menjelaskan kondisi tersebut membuat Kota Tasikmalaya masuk urutan 10 besar nasional, dengan total penjumlahan kasus tertinggi dan penyebab kematian tertinggi akibat DBD. “Sejak jauh-jauh hari, tepatnya penghujung 2021 kita sudah edarkan surat wali kota perihal kewaspadaan penyakit DBD karena dalam sehari terdapat minimal satu kasus DBD,” tuturnya.

Pihak pemerintah meminta masyarakat tetap waspada, tatkala Covid bisa dikatakan melandai. Namun, urusan kebersihan diri dan lingkungan tetap harus diperhatikan. Lantaran DBD masih mengintai.

“Penyakit ini sangat erat dengan kebersihan diri dan lingkungan. Kita ketahui saat ini pergeseran musim, transisi disertai cuaca ekstrem yang mesti menghasilkan kondisi genangan air dan gangguan kebersihan lingkungan lainnya, mesti kita waspadai bersama,” tegas Dewan Pengawas RSUD dr Soekardjo ini.

Terpisah, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Ahmad Junaedi Sakan menekankan pemkot melalui sejumlah kader kesehatan dan fasilitas medis tiap wilayah tidak mengendurkan sosialisasi dan edukasi.

“Jangan saat ada kasus dan terjadi kematian di suatu wilayah baru gencar lagi woro-woro. Kemarin sebelum puasa kita lihat puskesmas rajin turun tiam Jumat arahkan jumsih, sekarang mulai sepi lagi,” keluhnya.

Politisi PKB itu menegaskan penyakit DBD mestinya bisa diantisipasi. Kemudian berkaca dari kejadian di tahun sebelumnya, dimana DBD merupakan siklus rutin tahunan.

“Kita dorong ini diantisipasi secepatnya, apalagi angka kasus sudah menyentuh ratusan. Harus ada sikap serius dan tritmen jitu kaitan menangani DBD ini,” kata pria dengan sapaan akrab Jun itu. (igi)

0 Komentar