Izin Bongkar Pagar Harus Konsisten

Izin Bongkar Pagar Harus Konsisten
DITUTUP. Sarana jogging track di kompleks Dadaha ditutup untuk kepentingan penyelenggaraan event, Jumat (26/8/2022). Foto: Rangga Jatnika / Radar Tasikmalaya
0 Komentar

CIHIDEUNG, RADSIK – Diperbolehkannya pembongkaran pagar untuk kepentingan kegiatan merupakan sebuah gebrakan baru. Hal ini bisa menjadi percontohan untuk penyelenggaraan kegiatan masyarakat lainnya.

Hal tersebut diungkapkan aktivis sekaligus tokoh warga sekitar Dadaha Asep WK yang mengaku baru tahu kalau pembongkaran pagar bisa dilakukan. Karena sebelumnya, langkah tersebut belum pernah dilakukan. “Mungkin sebelumnya tidak terpikirkan juga, dan langkah itu sangat inovatif,” ungkapnya kepada Radar, Jumat (26/8/2022).

Dia mengapresiasi pemerintah yang tidak kaku, sehingga mengizinkan pe­nyelenggara melakukan pembongkaran pagar. Tentunya, tanpa ada biaya apapun selain pembayaran retribusi. “Tidak ada biaya lain kan, hanya bayar retribusi peminjaman tempat saja,” katanya.

Baca Juga:Banjar Dapat Jatah 250 RutilahuAudiensi Deadlock, Turun ke Jalan

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Diharapkan event kali ini bisa menjadi gambaran bagi para Event Organizer (EO). Di mana kebijakan peminjaman sarana di Dadaha bisa menyesuaikan dengan kebutuhan. “Kita harapkan ke depannya bisa ada event yang lebih besar lagi,” terangnya.

Bukan hanya lapangan softball atau upacara saja, menurutnya sarana yang lain pun memungkinkan untuk dibongkar. Seperti halnya pagar taman dan sarana-sarana lainnya. “Ini jadi gambaran untuk para EO (Event Organizer) ketika perlu area yang lebih luas,” ucapnya.

Apalagi, penyelenggara tidak perlu mengeluarkan biaya lebih kepada pemerintah selain retribusi ke UPTD Pengelola Komplek Dadaha.

Dengan catatan, pagar yang dibongkar itu kembali dipasangkan seperti kondisi semula. “Yang penting kan diperbaiki lagi,” terangnya.

Namun yang dikhawatirkannya justru ketika sikap pemerintah tidak konsisten. Di mana pembongkaran pagar untuk event lainnya tidak diberi persetujuan. “Kalau ke depannya tidak diizinkan atau dilarang, ini yang bakal jadi pertanyaan besar,” terangnya.

Di sisi lain, salah satu dampak pembongkaran pagar dan penggunaan lapangan softball pada keperluan atlet. Karena tidak ada sarana lagi untuk melakukan latihan.

Baca Juga:Tingkatkan Minat Baca di Kabupaten CiamisJambore Pemuda Islam, Ajang Jaga Kondusivitas

Seperti diungkapkan pelatih softball kontingen Kota Tasikmalaya Didin Wahidin. Dia mengatakan Kota Tasikmalaya menyiapkan dua tim untuk berkompetisi di Pekan Olahraga Provinsi Jawa Barat. Proses latihan dilakukan cukup intens. “Setiap hari ada latihan,” ucapnya.

0 Komentar