HMI Soroti Jalan di Tasela

HMI Soroti Jalan di Tasela
AUDIENSI. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Tasikmalaya audiensi dengan Bidang Jalan dan Jembatan Dinas PUTRLH Kabupaten Tasikmalaya terkait pemerataan pembangunan jalan di wilayah Tasik Selatan, Senin (15/8/2022). FOTO: RADIKA ROBI RAMDANI / RADAR TASIKMALAYA
0 Komentar

MANGUNREJA, RADSIK – Himpunam Mahasiswa Islam (HMI) Tasikmalaya audiensi ke Kantor Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang dan Lingkungan Hidup (DPUTRLH) Kabupaten Tasikmalaya. Kedatanagn mereka untuk mempertanyakan terkait perbaikan jalan di wilayah Tasik Selatan yang masih belum terperhatikan, Senin (15/8/2022).

Koordinator Audiensi HMI Tasikmalaya Solahudin Maulana Sidik mengatakan, sebelumnya telah melalukan investigasi ke lapangan, khsusnya di Tasik Selatan terkait pembangunan infrastruktur jalan yang belum merata. “Hampir 5 hari kami berkeliling ke sana, mengkroscek ke lapangan dan melakukan dialog dengan masyarakat bagaiamna menanggapi kondisi jalan yang tidak memadai. Sebab, ini sangat berpengaruh ke beberapa berbagai sektor. Di antaranya sektor pendidian, ekonomi, kesehatan dan lainnya,” ujarnya.

Solah menyebutkan, sebelum melangkah lebih jauh, ia ingin mengetahui bagaimana peran dari DPUTRLH melihat kondisi pembangunan jalan yang belum memadai di Kabupaten Tasikmalaya. Ketika melakukan survei ke lapangan, banyak tanggapan dari masyarakat bahkan hingga tokoh-tokohnya yang sangat antusias dan memiliki keinginan agar jalan di wilayahnya diperbaiki.

Baca Juga:Produk Lokal Minim DukunganDitengok Yusuf, Peserta Jamnas Semringah

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

“Ada yang 10-20 tahun, bahkan ada yang belum dibangun sama sekali. Ini sebetulnya sudah beberapa kali ganti bupati, di eksekutif juga sama, begitu pun legislatifnya. Yang ditakutkan ini tidak dianggarkan sama sekali, bahkan ini sudah menjadi persoalan klasik,” kata dia, menjelaskan.

Kabid Jalan dan Jembatan pada Dinas PUTRLH Kabupaten Tasikmalaya Romi Gandara mengatakan, upaya peningkatan jalan ini merupakan masalah klasik terkait anggaran. Apalagi sebelumnya terjadi Covid-19 yang sangat berpengaruh. “Permasalahannya, intinya ketidakmerataan pembangunan, karena anggaran yang terbatas dan memang kejadiannya seperti itu. Kalau di selatan membangun 1 km itu membutuhkan anggaran Rp 3 miliar, sedangkan kalau di utara hanya Rp 2 miliar,” ucapnya.

Romi menyampaikan, kondisi jalan saat ini 30 persen kondisinya rusak berat dan 70 persennya dalam kondisi mantap termasuk rusak ringan. Ini terus bertahan dari tahun ke tahun, strategi pembangunan terfokus pada pembangunan. Sedangkan pemeliharaan jalan diabaikan.

Tahun ini, ujar dia, melaksanakan episode tahun kemarin. Program tahun kemarin dieksekusi tahun ini untuk mengurangi kerusakan jalan dan pemantapan jalan di Kabupaten Tasikmalaya. “Kalau strategi tidak diubah, maka akan terus seperti itu. Ketika jalan dibangun 1 km, maka yang rusak 1 km. Jadi perlu adanya penyertaan di pemeliharaan,” ucap dia.

0 Komentar