Harga Cabai Belum Bersahabat

Harga Cabai Belum Bersahabat
JUAL CABAI. Seorang pedagang sedang menjajakan dagangannya di Pasar Parigi, Minggu (7/8/2022). Foto: Deni Nurdiansah/Radar Tasikmalaya
0 Komentar

PARIGI, RADSIK – Kondisi harga bahan pokok yang tidak kunjung bersahabat membuat masyarakat merasa sedikit kesal.

Berdasarkan data Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Disdagkop UMKM) Kabupaten Pangandaran, khusus untuk harga bumbu dapur seperti cabai merah berada di angka Rp 100 ribu per kilogramnya. Cabai hijau Rp 50 ribu per kilogram dan cabai kriting Rp 80 ribu per kilogram.

Sementara cabai rawit  berada di kisaran Rp 70 ribu per kilogram, terutama di Pasar Pananjung. Sementara untuk harga bahan pokok seperti telur berada di kisaran Rp 80 ribu per kilogram.

Baca Juga:Telkomsel Gelar Awarding InternetBAIK HeroesRp 78 T

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Salah seorang warga Desa Cibenda Kecamatan Parigi Entin Sutinah (39) dibuat pusing dengan harga-harga yang melambung tinggi. Terutama bumbu dapur. ”Kebetulan saya juga buka warung makan, dampaknya terasa sekali,” tuturnya kepada Radar, Minggu (7/8/2022).

Menurut dia, bagi yang memiliki usaha warung makan, bumbu dapur seperti cabai sudah menjadi komoditas yang wajib dibeli. ”Ya kalau mahal begini terpaksa bumbunya diirit, kalau sekali beli setengah kilo jangan sampai langsung habis,” ujarnya.

Baban (40), warga Desa Parigi Kecamatan Parigi mengaku tidak ambil pusing dengan mahalnya harga bumbu dapur. ”Kalau saya memang jualan lolodeh (lodeh, Red), butuh cabai merah dan rawit tentunya, walaupun harganya mahal saya harus tetap beli, gak mungkin gak beli,” tuturnya.

Dia mengatakan bumbu dapur seperti cabai sudah menjadi kebutuhan primer bagi dirinya. ”Kalau cengek saya sekarang belajar nanam lewat polybag. Nanam cabai rawit saja, kalau sayuran mah kayak kangkung atau bayam,” ujarnya.

Baban berharap harga kebutuhan pokok khususnya bumbu dapur bisa segera normal. ”Kalau harganya gila-gilaan kayak begini, susah semua nanti,” tuturnya. (den)

[/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!

0 Komentar