Ganti Bansos dengan Pemberdayaan dan Pelatihan

Ganti Bansos dengan Pemberdayaan dan Pelatihan
H Odang Ketua ARWT Kota Tasikmalaya
0 Komentar

Bantuan sosial (bansos) langsung, pada dasarnya diperuntukkan bagi warga miskin absolut. Di mana warga tersebut tidak bisa bekerja, usaha atau beraktivitas agar dapat penghasilan.

Laporan: RANGGA JANTIKA

BANYAKNYA keluarga atau warga yang dibantu oleh pemerintah di satu sisi menunjukkan banyaknya warga miskin. Namun di sisi lain, betulkah mereka tidak bisa hidup tanpa bansos?

Hal ini masih belum bisa terjawab mengingat sebagian penerima bantuan bukan warga miskin absolut. Di mana mereka masih bisa melakukan aktivitas kerja atau pun usaha.

Baca Juga:Tak Ada Kuota, Sosialisasi Transmigrasi Tetap JalanPMII Konsisten Cetak Kader Berkualitas

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Apalagi tidak sedikit masyarakat yang memanfaatkan bantuan dari pemerintah untuk hal yang sekunder. Dari mulai cicilan motor, membeli pulsa dan barang-barang yang pada dasarnya bukan kebutuhan pokok.

Di setiap permukiman, terdapat Ketua RT dan RW yang tentunya lebih memahami kondisi masyarakatnya. Sebagai corong pemerintah paling dekat dengan masyarakat, setidaknya mereka mampu memotret kehidupan masing-masing warganya.

Diakui Ketua Asosiasi Rukun Warga dan Rukun Tetangga (ARWT) Kota Tasikmalaya H Odang, masyarakat miskin tentunya ada. Namun bukan berarti mereka tidak mampu mencukupi kebutuhan pokok. ”Banyak memang, tapi enggak sampai tak bisa makan,” ujarnya kepada Radar, Jumat (30/9/2022).

Terkait bantuan langsung seperti BPNT dan PKH, menurut dia, itu sangat bermanfaat bagi masyarakat. Di mana kebutuhan pokok lebih terjamin untuk kelangsungan hidup. ”Jelas itu sangat bermanfaat bagi warga,” ucapnya.

Namun tentunya bantuan berupa pemberdayaan akan lebih elegan supaya warga tidak bergantung pada bantuan. Seperti halnya permodalan usaha atau pelatihan keterampilan kerja khusus bagi masyarakat miskin.

Akan tetapi pemberdayaan itu jangan hanya sekadar stimulan supaya bisa berjalan maksimal. Pembinaan dan pendampingan pun harus dilakukan sampai warga miskin bisa hidup mandiri. ”Jadi jangan setengah-setengah,” ucapnya.

Baca Juga:Tarif Naik, Penumpang Malah SepiAngka Prevalensi Stunting Masih Tinggi

Jika pemberdayaan itu berjalan, menurut dia, beban pemerintah juga bisa lebih ringan. Karena sasaran penerima bantuan sosial bisa lebih sedikit. ”Kalau ada pemberdayaan bansos bisa dihapus, tapi tentu secara bertahap,” ujarnya.

0 Komentar