Dosen Unsil Tingkatkan Resiliensi Guru

Dosen Unsil Tingkatkan Resiliensi Guru
PENGABDIAN. Tim Pengabdian pada Masyarakat Universitas Siliwangi melaksanakan edukasi kesehatan dengan tajuk Meningkatkan Resiliensi Guru Melalui Edukasi Kesehatan Pasca Pandemi Pada Kelompok Kerja Guru Sekolah Dasar Gugus 2 Kecamatan Cisayong di SDN 1 Cisayong, Sabtu (15/10/2022). Foto: Istimewa
0 Komentar

TASIK, RADSIK – Tim Pengabdian pada Masyarakat Universitas Siliwangi yang terdiri dari Kurniawan SPd MM sebagai Ketua pengabdian dengan tiga anggota yaitu Gugum Gumilar MPd, Raden Roro Suci Nurdianti MPd dan Sri Hardianti Sartika MPd  melaksanakan edukasi kesehatan dengan tajuk Meningkatkan Resiliensi Guru Melalui Edukasi Kesehatan Pasca Pandemi Pada Kelompok Kerja Guru Sekolah Dasar Gugus 2 Kecamatan Cisayong.

Kegiatan berlangsung Sabtu (15/10/2022) di SDN 1 Cisayong. Narasumber dalam kegiatan ini adalah Ismet Maulana SKep. Edukasi kesehatan yang dilaksanakan ini adalah bentuk kerja sama antara Tim Pengabdian Universitas Siliwangi dengan Tim Promosi Kesehatan Jasa Kartini.

Ketua pengabdian masyarakat Universitas Siliwangi Kurniawan SPd MM mengatakan, pandemi Covid-19 yang sempat mengganas  2 kali (pertengahan 2020 dan 2021) akhirnya mulai mereda. Dunia pendidikan yang sempat melumpuh sejak Maret 2020 akhirnya mulai bergeliat. Ruang kelas yang sudah lama tanpa penghuni akhirnya sudah mulai menampakkan aktivitasnya lagi meskipun belum 100 persen.

Baca Juga:KH Atam Punya Bekal Jaringan Sosial KuatKhusnul Nusakambangan

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

“Namun keceriaan datangnya tatap muka ini, tidaklah sepenuhnya dirasakan oleh guru. Ada hal- hal yang cukup mengejutkan setelah sekian lama tidak bertemu dengan siswa di sekolah,” katanya.

Penurunan karakter positif peserta didik, banyaknya konsep yang tidak dikuasai peserta didik, penurunan semangat belajar peserta didik, ditambah dengan tuntutan penggunaan teknologi yang digunakan guru membuat tekanan mental guru bertambah. Akhirnya  guru mengalami kesehatan mental yang menurun padahal guru harus selalu tampil prima agar energi positif tetap tersalurkan kepada peserta didik sehingga pembelajaran lebih efektif dan tujuan pembelajaran tercapai.

Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia yang jatuh pada tanggal 10 Oktober dengan dasar fenomena yang terjadi di dunia pendidikan pasca pandemi Covid-19 dimana guru harus memiliki resiliensi yaitu kemampuan untuk bertahan pada kondisi apapun terutama yang berkaitan dengan kesehatan mental itu sendiri.

“Sehat adalah keinginan setiap orang. Sehat bukan sekedar terbebas dari penyakit atau kondisi tubuh yang lemah, tetapi lebih melibatkan pada kondisi “psychological well being” (kesejahteraan psikologis),” katanya.

0 Komentar