Data Vaksinasi Diragukan

Data Vaksinasi Diragukan
cecep herdi/radar tasikmalaya VAKSINASI. Zaenal Arifin, salah satu orang tua siswa menunjukkan keterangan vaksin dosis pertama di aplikasi PeduliLindungi, padahal anaknya belum pernah divaksin.
0 Komentar

BANJAR, RADSIK – Data vaksin Covid-19 dosis pertama bagi anak usia dini dipertanyakan. Orang tua siswa yang tidak mengizinkan anak-anaknya divaksin merasa aneh lantaran anaknya terdata sudah divaksin pada aplikasi PeduliLindungi.

Seperti yang diutarakan Zenal Arifin, salah satu orang tua siswa kelas 5 SD. Zaenal kaget ketika mengecek NIK anaknya di website Pedulilindungi, ternyata keterangannya sudah divaksin. Padahal anaknya belum pernah divaksin.

“Ini ada apa? Manipulasi data ini tujuannya untuk apa? Ini siapa yang bertanggung jawab atas ini rekayasa data ini? Ini menunjukkan perilaku yang tidak baik dari petugas. Jangan karena mengejar target capaian vaksin ingin 100 persen di Kota Banjar lantas ada manipulasi data, ini jelas faktanya saya ada. [membersonly display=”Baca selengkapnya” linkto=”https://radartasik.id/masuk” linktext=”disini”]

Baca Juga:BSU Bakal Cair LagiDorongan Pembentukan BPPD Menguat

Saya mengecek langsung di aplikasi PeduliLindungi anak saya yang ketiga tercatat sudah vaksin, padahal jelas-jelas belum divaksin,” kata Zaenal Arifin di Yayasan Rumah Tahfidz Ar Rahman, Kota Banjar Selasa (5/4/2022).

Menurut dia, hal tersebut harus diungkap karena tanpa seizin orang tua. Data anaknya telah salah gunakan dan seolah-olah sudah pernah divaksin.

“Memang keluarga saya dari awal juga tidak ingin divaksin. Ketiga anak saya juga tidak saya izinkan divaksin. Termasuk saya sendiri tidak ingin divaksin,” kata Zaenal.

Menurut dia, ada alasan tertentu dirinya tidak bersedia menerima suntikan vaksin Covid-19. Keputusannya menjadi hak yang tidak bisa dipaksakan pihak manapun. “Teman saya juga mengalami hal yang sama, anaknya yang kelas 4 SD itu ketika mau divaksin datanya sudah ada. Sudah pernah vaksin pertama padahal nyatanya belum pernah divaksin,” kata dia.

Salah satu orang tua siswa berinisial ‘MI’, warga Binangun Kecamatan Pataruman mengaku saat anaknya akan disuntik vaksin. Ternyata di database sudah pernah divaksin.

“Klinik Polres datanya sudah ada. Datanya sudah ada duluan, padahal vaksinnya belum. Anak usia 10 tahun. Jadi karena datanya sudah vaksin, akhirnya hanya satu kali vaksin dan data itu masuknya vaksin dosis kedua,” kata dia.

Dede Komarudin, orang tua siswa kelas 3 SD juga mengalami hal yang sama. Anaknya belum divaksin tapi ketika dicek di aplikasi PeduliLindungi menggunakan nama dan NIK anaknya tercatat sudah divaksin dosis pertama.

0 Komentar