Kabupaten Tasikmalaya menorehkan kesuksesan dalam industri kerajinan. Produk bambu anyaman menembus pasar nasional, Asia dan Eropa.
Di Kabupaten Tasikmalaya terdapat 44 sentra kerajinan bambu di 20 kecamatan. Baik kerajinan bambu utuh atau anyaman.
Jumlah pengusahanya mencapai 1.674. Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya terus berupaya agar kerajinan bambu tersebut semakin maju dan berkembang.
Satu dari sekian banyak sentra kerajinan bambu berada di Jalan Cintaraja Nomor 93 Desa Cintaraja Kecamatan Singaparna. Di sana, terdapat CV Kiwari Bamboe milik Yose Andi Komara ST MERP.
Tema produk bambu hasil Kiwari Bamboe yaitu Eco Friendly Product and Sustainable Living.

Produk-produk dari CV Kiwari Bamboe menembus pasar nasional dan ekspor ke negara-negara, seperti Belgia, Swedia, Inggris, Oman, Cyprus, UEA dan negara lainnya.
Pemilik CV Kiwari Bamboe Yose Andi Komara ST MERP mengatakan Kiwari Bamboe berdiri sekitar satu tahun lalu atau tepatnya November 2019.
Pendirian Kiwari Bamboe, kata Yose, untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat di seluruh dunia dengan membuat produk pengganti plastik.
“Ini untuk mereduksi penggunaan plastik oleh kerajinan bambu sehingga ke depannya bisa menyelamatkan lingkungan,” kata dia.

Produk kerajinan yang dibuat Kiwari Bamboe yaitu berbagai produk pengganti plastik, seperti cangkir, tempat makan, termos dan lainnya.
“Dari awal perjalanan karyawan mulai dari 3 orang karyawan kini menjadi kurang lebih 15 orang,” kata Yose menjelaskan.
Enam bulan lalu, Kiwari Bamboe mendapatkan pembinaan dari Kementerian Perdagangan. Mereka mencoba mendesain produk supaya bisa lebih diterima oleh pasar dengan membuat produk wadah makanan dan minuman.
“Kita mencoba membuat piring dari anyaman bambu, gelas juga sama teknik leminasi. Kami berharap produk-produknya tersebut bisa dimanfaatkan dan terjangkau oleh masyarakat,” ujar Yose berharap.

Selama ini, produk-produk Kiwari Bamboe menembus pemasarannya di dalam negeri Khususnya di Jakarta dan luar Negeri.
“Kita juga ada customer yang di luar negeri, bahkan kita sudah beberapa kali sempat mengirim berbagai kerajinan bambu itu ke luar negeri, seperti ke Swedia, Inggris, Oman dan beberapa negara lainnya,” kata dia.
Dari beberapa negara yang sudah menerima produk kerajinan bambu tersebut, mereka memang tertarik dengan produk-produk menggunakan bahan alam.
“Merek bisa menggunakan barang natural yang terbuat dari bahan alami. Alhamdulillah sejauh ini produk kami diterima di sana,” kata dia.
Produk kerajinan Kiwari Bamboe berjumlah sekitar 50 varian. Kiwari Bamboe juga membuat produk berdasarkan pesanan klien.
“Misalnya tempat lampu, kemasan dan lainnya. Bahkan saat ini sedang membuat produk berupa semprotan dan itu dipesan oleh customer yang ada di Inggris. Ada juga produk yang dikembangkan sendiri,” kata dia menjelaskan.

Pembuatan kerajinan bambu di Kiwari Bamboe melibatkan banyak pihak. Ada petani dan pengrajin.
Kiwari Bamboe melibatkan pengrajin dari anak-anak muda.
Mereka kini menjadi penerus pengrajin-pengrajin bambu di Tasikmalaya. Padahal sebelumnya, mereka memiliki kecenderungan lebih senang bekerja di pabrik.

“Kita ingin bahwa Kiwari Bamboe ini menjadi tempat regensi anak muda yang mengembangkan kerajinan dari bambu sendiri.
Makanya kita fokus dalam merekrut pekerja dari pemula yang diberikan ilmu dalam kerajinan bambu ini. Mudah-mudahan mereka bisa meningkatkan keahliannya dalam kerajinan bambu ini,” ujarnya berharap.

Di Kabupaten Tasikmalaya, sentra kerajinan bambu juga terdapat di Kampung Paniis Hilir Desa Mandalagiri Kecamatan Lewisari.
Di sana merupakan sentra anyaman bambu. Salah satu anyaman bambu yang diproduksi oleh CV Cahaya Mandiri milik Oman. Per bulan, mereka mampu memproduksi 1.000 picis dengan karyawan 15 orang.
Produk yang mereka hasilkan yaitu tempat lampu, lampion lampu, besek 3 set, tempat tisu, box set, baki, cap lampu, tempat makanan, tempat sampah dan masih banyak lagi produk yang dibuat.

Sekretaris Daerah Kabupaten Tasikmalaya H Muhammad Zen mengatakan, saat ini Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya terus mempersiapkan promosi-promosi untuk produk unggulan dari Kabupaten Tasikmalaya.
Salah satunya produk kerajinan bambu. “Intinya ada skala prioritas unggulan. Skala prioritas itu saat ini dipersiapkan melalui perencanaan, tentunya dengan adanya dukungan APBD,” kata M Zen Senin (14/12).
“Khusus (kerajinan) bambu ini sudah menebus pasar, bukan hanya lokal melainkan luar negeri. Salah satunya kerajinan Kiwari Bamboe,” kata dia.
Saat ini Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya terus fokus meningkatkan sumber daya manusia (SDM), karena tidak sedikit sebuah produk tidak bisa berinovasi kehilangan pekerjaannya karena SDM terbatas.
“Termasuk ketika akan regenerasi tidak siap SDM-nya. Makanya ini menjadi fokus kami,” kata Sekda menjelaskan.
Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya juga akan terus fokus memberikan akses permodalan kepada para pelaku usaha mikro kecil dan menengah.

Setelah itu membantu mengakses pasar. “Karena sehebat apapun produk bila tidak ada akses pasar atau lemah tidak akan berdampak terhadap peningkatan ekonomi di Kabupaten Tasikmalaya ini,” kata dia.
Langkah lainnya yaitu menyiapkan berbagai pengenalan atau promosi pada event-event. Itu bertujuan agar produk unggulan Kabupaten Tasikmalaya dikenal masyarakat global. “Dengan itu semangat peningkatan kualitas produk-produk semakin berkualitas,” kata dia.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Tasikmalaya Nana Rukmana mengatakan potensi usaha mikro kecil menengah di Kabupaten Tasikmalaya sangat menjanjikan.
Apalagi Kabupaten Tasikmalaya ini memiliki sentra industri kecil menengah 410 dengan jumlah unit usaha secara keseluruhan 16.188.
“Itu mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 121.888 tenaga kerja,” kata Nana di ruangan kerjanya Jumat (11/12).

Menurut dia, adanya industri kecil menengah (IKM), relatif lebih besar masyarakat mendapatkan pekerjaan.
“Artinya IKM ini bisa menyerap tenaga kerja dan menghidupi masyarakat di Kabupaten Tasikmalaya. Ini untuk potensi,” ujar Nana.
Tidak hanya itu, Kabupaten Tasikmalaya memiliki kultur masyarakat menyenangi kreasi dalam kerajinan tangan. “Makanya itu saat ini yang menjadi fokus kita dan harus dikembangkan,” ujar dia.
Khususnya bagi produk unggulan Kabupaten Tasikmalaya, kata dia, salah satunya yaitu anyaman dan kerajinan bambu.
Pihaknya akan terus mengembangkan kerajinan bambu, baik dari segi kualitas ataupun pemasaran. “Apalagi saat ini di masa pandemi, karena dampak itu omzetnya menurun,” katanya.

Selama ini Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan terus mendorong para IKM agar tetap memasarkan produk unggulan Kabupaten Tasikmalaya meski di massa pandemi.
“Mudah-mudahan di tahun 2021 ini Covid bisa melandai, sehingga bisa melaksanakan event-event promosi, seperti yang dilaksanakan di Jakarta, luar Jawa.
Dengan begitu produk unggulan Kabupaten Tasikmalaya, khususnya kerajinan bambu ini bisa lebih banyak diminati,” ujarnya berharap. (ujg)
Be the first to comment on "Sukses Menembus Pasar Dunia"