Berburu Cuan Reksa Dana Pasar Uang

Berburu Cuan Reksa Dana Pasar Uang
SESUAIKAN BI RATE. Customer Service Officer Vanessa Venesalie menunjukkan suku bunga deposito kepada Theodora Amabel di BCA KCP Darmo, Surabaya, bertepatan dengan Hari Pelanggan Nasional, Jumat (2/9/2022). Foto: Puguh Sujiatmiko / Jawa Pos
0 Komentar

SURABAYA, RADSIK – Tren kenaikan suku bunga global ikut mengerek BI rate. Instrumen investasi yang fokus pada pasar uang, seperti reksa dana dan deposito, akan diuntungkan. Keduanya menjadi alternatif terbaik investasi jangka pendek dalam kondisi saat ini.

CEO PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Tae Yong Shim mengatakan, reksa dana pasar uang menjadi salah satu solusi ketika ekonomi global sedang berada pada tren pengetatan kebijakan moneter. ’’Tren pengetatan moneter menjadi perhatian pelaku keuangan. Instrumen jangka pendek menjadi solusi. Salah satunya adalah reksa dana pasar uang,” ujarnya.

Dia memaparkan beberapa keunggulan reksa dana pasar uang dibandingkan produk instrumen pasar uang lainnya, seperti tabungan dan deposito. Yaitu, bebas pajak, tidak ada biaya jual beli, diversifikasi portofolio, serta likuid karena penarikan dana bisa dilakukan setiap waktu. Dan, nilai minimal investasi rendah.

Baca Juga:Beri Pelatihan Pengelolaan Keuangan MasjidSSB DK Gali Potensi Daerah

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Menurut pengamatan Mirae Asset Sekuritas, salah satu faktor utama pendorong masyarakat berinvestasi adalah pengembangan instrumennya, baik secara offline maupun online. Selain itu, adanya edukasi berkelanjutan yang menjadi ujung tombak perseroan dalam usaha mendemokratisasi investasi.

Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) pada 23 Agustus 2022 telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 25 basis poin atau 0,25 persen menjadi 3,75 persen. Kenaikan tersebut kali pertama diambil BI sejak Desember 2018. Kala itu, BI menurunkan suku bunga acuannya dari 6 persen menjadi 3,5 persen.

Jumlah dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksa dana pasar uang mengalami kenaikan pada Juli 2022. Menurut data pasardana, AUM naik 1,43 persen menjadi Rp 100 triliun dibandingkan Juni 2022 sebesar Rp 99 triliun. Unit penyertaan juga turut terkerek dari sebelumnya Rp 66 triliun menjadi Rp 67 triliun.

Head of Fixed Income Avrist Asset Management Zaki Aulia menambahkan, ke depan reksa dana pasar uang dan deposito cukup menarik karena bisa dijadikan alternatif investasi saat pasar saham dan obligasi sedang mengalami sideways dan penuh ketidakpastian.

Reksa dana pasar uang masih mampu memberikan imbal hasil yang relatif menarik, terutama bila dibandingkan dengan imbal hasil di deposito ataupun giro. Menurut Zaki, yield ke depan bisa berada di kisaran 3–4 persen.

0 Komentar