Banjir, Irigasi Kota Buruk

Banjir, Irigasi Kota Buruk
Banjir menggenangi jalan HZ Mustofa dan menghambat arus lalu lintas saat hujan lebat pada Jumat (15/4/2022) petang. RANGGA JATNIKA/RADAR TASIKMALAYA
0 Komentar

TASIK, RADSIK – Banjir yang selalu terjadi di sejumlah titik di Kota Tasikmalaya akibat hujan deras menunjukkan bahwa infrastruktur irigasi kota buruk. Maka dari itu, pemerintah daerah mesti segera mengecek kondisi pembuangan air.

Sebagaimana diketahui, hujan lebat merendam beberapa wilayah di Kota Resik, Jumat (15/4/2022). Yang paling parah adalah di Kelurahan Sukanagara Kecamatan Purbaratu dan RSUD dr Soekardjo.

[membersonly display=”Baca selengkapnya” linkto=”https://radartasik.id/masuk” linktext=”disini”]

Baca Juga:Fokus PemulihanPartai Gelora Membawa Arah Baru Kota Tasik

Di Kelurahan Sukanagara, banjir bandang merendam permukiman penduduk di Kampung Sukasirna. Ini merupakan bencana pertama kalinya di Kota Tasikmalaya.

”Data tersebut ber­dasar­kan pen­dataan kami di lapangan hari ini (kemarin). Ru­mah yang terendam sekitar 80 rumah. Kerusakan hanya ter­jadi akibat rendaman. Ada juga beberapa rumah yang jebol,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya H Ucu Anwar Surahman, Minggu (17/4/2022).

”Namun kami tak menetapkan tanggap darurat. Karena air banjir langsung surut. Walaupun demikian kami tetap melaksanakan penanganan pascabanjir,” tuturnya.

Faktor munculnya banjir bandang itu karena jebolnya tanggul Sungai Dalemsuba di Kelurahan Sukanagara. Debit air meluap ketika hujan deras.

Sementara itu, di kawasan RSUD dr Soekardjo, air masuk ruang rawat inap Aster, ruang bersalin Mawar dan Anyelir. Luapan air tiba-tiba itu pun membuat panik para pasien dan keluarganya yang menunggu.

Selain di Purbaratu dan RSUD dr Soekardjo, banjir juga melanda jalur dua HZ Mustofa karena masalah tersumbatnya saluran air.

Persoalan tersebut menunjukkan bahwa pembangunan saluran air atau irigasi yang dilakukan pemkot belum maksimal mengurai luapan air. Padahal pada 2021, pemkot menggelontorkan anggaran belanja modal bangunan air mencapai Rp 20 miliar. Sekitar Rp 3,5 miliar di antaranya untuk belanja modal bangunan pengaman sungai dan penanggulangan bencana alam serta Rp 13,6 miliar untuk belanja modal bangunan air irigasi.

Baca Juga:Bangunkan Sahur Sambil MabukDihadang PKL, Pol PP Mundur

Ketua Komisi III DPRD Kota Tasikmalaya Enan Suherlan mengatakan bahwa pemkot harus mengurai persoalan ini. Supaya bisa diketahui apa yang menyebabkan banjir masih terjadi. ”Efektif atau tidaknya hasil pembangunan tentu harus dinilai oleh ahlinya, tetapi yang pasti ini harus diurai,” ujarnya kepada Radar, Minggu (17/4/2022).

0 Komentar