Angkot Semakin Tercekik

Angkot Semakin Tercekik
CEK MOBIL. Salah seorang sopir angkot 17 di Kota Tasikmalaya sedang mengecek kondisi ban mobil kemarin. foto: rangga jatnika / radar tasikmalaya
0 Komentar

TASIK, RADSIK – Seiring perkembangan teknologi, minat masyarakat menggunakan angkutan kota (Angkot) menurun karena sebagian beralih menggunakan jasa transportasi online. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang berimbas pada tarif membuat para sopir angkot semakin tercekik lagi.

Saat ini para sopir angkot sudah menaikkan ongkos untuk para penumpangnya. Nilainya variatif. Dari mulai pelajar, mahasiswa dan umum, rata-rata kenaikannya Rp 1.000 dari ongkos sebelumnya.

Seperti yang terpasang di setiap pintu angkot, di mana ongkos untuk umum Rp 5.000, mahasiswa Rp 4.000, pelajar SMP/SMA Rp 3.000 dan pelajar SD Rp 2.000. Tarif itu hasil kesepakatan Organisasi Pengusaha Angkutan Daerah (Organda) dengan masing-masing ketua jalur.

Baca Juga:Kenaikan BBM, Pukulan PascapandemiGencarkan Edukasi Kesehatan kepada Masyarakat

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Di samping itu, Organda sudah menuntut pemkot untuk memperbarui regulasi tentang penetapan tarif. Namun sampai kemarin, regulasi itu belum dirampungkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya.

Salah seorang sopir angkot 17, Ade Kurniawan (27) mengatakan bahwa naiknya harga BBM sudah jelas akan berpengaruh pada ongkos. Maka dari itu, pihaknya sudah memberlakukan tarif baru sesuai dengan arahan ketua jalur. ”Sambil nunggu dari pemerintah, pakai tarif dari ketua jalur,” ujarnya kepada Radar, Senin (5/9/2022).

Meskipun sudah menerapkan harga baru, tampaknya para penumpang masih butuh waktu untuk penyesuaian. Apalagi untuk anak-anak sekolah yang terbilang punya uang pas-pasan. ”Seperti anak SD bayarnya masih Rp 1.000, karena mereka punyanya segitu,” katanya.

Ade mengaku saat ini mengandalkan penumpang dari kalangan pelajar. Karena penumpang dari masyarakat umum saat ini sudah sangat sepi. ”Makanya kalau libur sekolah sudah sulit dapat penumpang,” ujarnya.

Sama halnya diungkapkan sopir angkot 12, Candra (32) yang mengeluhkan soal kenaikan BBM. Dia pun sudah menerapkan tarif sesuai arahan dari Organda dan ketua jalur. ”Ya kalau BBM naik ongkosnya juga harus naik,” katanya.

Candra sendiri seolah sudah kehilangan harapan dengan masa depan angkot. Karena sejak munculnya angkutan daring banyak masyarakat yang berpaling dari angkot. ”Makanya ongkos naik juga enggak berpengaruh pada banyaknya penumpang, karena sebelum naik pun penumpang sudah sepi,” ucapnya.

0 Komentar