270 Ribu KK di Kabupaten Tasikmalaya Berisiko Lahirkan Stunting Baru

Stunting
Sebanyak 270 ribu KK di Kabupaten Tasikmalaya berisiko melahirkan anak stunting. (foto/diki setiawan)
0 Komentar

SINGAPARNA, RADARTASIK.ID – Sebanyak 270 ribu kepala keluarga (KK) se-Kabupaten Tasikmalaya berisiko melahirkan anak stunting baru.

Hal itu terungkap saat penyuluhan gizi dan pencegahan stunting dari Polres Tasikmalaya, Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial di Aula Islamic Center (IC), Selasa 14 Maret 2023.

Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana DSPPKB-P3A Kabupaten Tasikmalaya Dadan Hamdani SKM MSi mengatakan kegiatan ini sanga penting.

Baca Juga:Cegah Risiko Bencana Alam, BPBD Kabupaten Tasikmalaya Gelar Pelatihan RelawanIip-Asep Saling Puji, PAN-PKB Bisa Kembali Bersama di Pilkada Kabupaten Tasikmalaya

Sehingga masyarakat bisa memahami soal gizi yang dampaknya terhadap penurunan angka pengerdilan.

“Terima kasih kepada Polres Tasikmalaya, Dinas Kesehatan. Kita terus bersinergi dengan semua stakeholder,” ungkap dia.

Lanjut Dadan, beberapa langkah terkait upaya pencegahan stunting, terutama kepada pada keluarga yang berisiko terkena stunting.

“Kita tahu di Kabupaten Tasikmalaya, dari hasil pendataan keluarga, kurang lebih dari 550 ribu kepala keluarga (KK) yang ada, itu 270 ribu KK-nya berisiko stunting,” terang dia.

Kata dia, di antaranya ada calon pengantin (catin) baik dari sisi ekonomi atau kekurangan gizi.

Termasuk ibu hamil dan ibu yang memiliki balita. Ada juga dari sisi umur, kesehatan dan gizinya.

“Tentunya kami melakukan upaya pencegahan agar anak-anak yang lahir tidak menjadi stunting baru. Istilahnya dari Pak gubernur, zero stunting atau bisa menekan kelahiran anak stunting,” ujar dia.

Baca Juga:Kondisi Gunung Galunggung Terbaru, Sudah Tak Ada Lagi LongsoranSambut Kurikulum Merdeka, SMPN 1 Kota Tasikmalaya Tingkatkan Kompetensi Guru

Hasil rakernis dengan pemerintah pusat, pencegahan stunting ada kerangka gerakan nasional, sinergi unsur pemerintah, pengusaha, kepolisian bisa bersama bersinergi.

“Bulan penimbangan balita , 85 persen hadir ditimbang. Berdasarkan SSG yang terlaksana,” tambah dia.

“Seperti kegiatan pagi ini kami melakukan pembinaan dan penyuluhan terkait dengan permasalahan stunting atau kurangnya gizi terhadap anak-anak,” terang Sohet kepada wartawan.

Sasaran sosialisasi ini meliputi masyarakat, bidan desa dan berbagai unsur terkait lainnya.

0 Komentar